Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 09:17 WIB | Rabu, 16 November 2022

Pandemi Dapat Muncul Kapan Saja, G20 Harus Ambil Langkah Nyata Segera

Presiden Joko Widodo dalam sesi kedua Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang membahas isu kesehatan di Hotel Apurva Kempinski, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, pada Selasa, 15 November 2022. (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

DENPASAR, SATUHARAPAN.COM-Dunia tidak boleh lengah meski kini makin pulih dari pandemi COVID-19 karena darurat kesehatan berikutnya dapat muncul kapan saja. Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo mendorong G20 untuk mengambil langkah nyata dan segera agar dunia lebih siap sehingga bisa menyelamatkan nyawa dan ekonomi dunia.

Presiden Joko Widodo menyampaikan itu dalam sesi kedua Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang membahas isu kesehatan di Kabupaten Badung, Provinsi Bali, pada Selasa, 15 November 2022.

“G20 harus mengambil langkah nyata dan segera. Pertama, arsitektur kesehatan global harus diperkuat. Kita perlu WHO yang lebih kuat dan bertaring. Solidaritas dan keadilan harus jadi roh arsitektur kesehatan global,” kata Presiden.

Pandemic Fund

Terkait hal tersebut, G20 telah berhasil membentuk pandemic fund. Menurut Presiden, inisiatif tersebut harus diikuti penambahan kontribusi pendanaan agar berfungsi secara optimal.

“Saya mengajak semua pihak berkontribusi, Indonesia telah memberikan komitmen 50 juta dolar. G20 juga harus ikut mengawal proses pembentukan Traktat Pandemi. Ini penting untuk memperkuat kesiapsiagaan di tingkat nasional, kawasan, dan global,” imbuhnya.

Kedua, Presiden mendorong agar negara berkembang diberdayakan sebagai bagian dari solusi. Kesenjangan kapasitas kesehatan tidak dapat dibiarkan dan negara berkembang perlu kemitraan yang memberdayakan. Negara berkembang juga harus menjadi bagian rantai pasok kesehatan global, termasuk pusat manufaktur dan riset.

“Ini hanya bisa terjadi jika investasi industri kesehatan ditingkatkan, kerja sama riset dan transfer teknologi diperkuat, dan akses bahan baku produksi untuk negara berkembang diperluas. Selain itu, TRIPS Waiver harus diperluas pada semua solusi kesehatan termasuk diagnostik dan terapeutik. WHO juga harus merealisasikan komitmennya terkait hubs dan spokes solusi kesehatan,” katanya.

Presiden pun menegaskan bahwa dunia tidak boleh mengulang kesalahan saat pandemi COVID-19. Menurut dia, pandemi COVID-19 adalah pelajaran berharga untuk menyiapkan dunia dari darurat kesehatan global.

Never again harus menjadi mantra kita bersama. Saya menantikan pandangan dan kontribusi Yang Mulia bagi penguatan arsitektur kesehatan dunia,” katanya.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home