Loading...
DUNIA
Penulis: Dewasasri M Wardani 13:07 WIB | Selasa, 28 Oktober 2014

PBB: Krisis Ekonomi Portugal Sengsarakan Anak-Anak

Sekitar 20 orang memanggil nomor darurat di Portugal setiap hari untuk meminta bantuan karena mereka tidak mampu untuk memberi makan anak-anak mereka. (Foto: portugaldailyview.com)

LISBON, SATUHARAPAN.COM – “Anak-anak merasakan dampak dari krisis ekonomi Portugal, yang berhasil lolos dari kebangkrutan pada 2011 dengan dipangkasnya tunjangan keluarga dan dinaikkannya pajak, “ kata Madalena Marcal Grilo, direktur UNICEF di Portugal, dalam jumpa pers pada Senin (27/10).

“Sejak awal krisis, kesenjangan dan tingkat kemiskinan melonjak, khususnya di keluarga besar dan keluarga dengan orang tua tunggal, ” tambah dia

Hampir 24 persen anak-anak Portugal tinggal di rumah, yang tidak menggunakan sejumlah barang seperti mesin cuci dan mobil pada 2012, menurut penelitian UNICEF.

Sekitar 31 persen keluarga besar dan 41 persen keluarga dengan orang tua tunggal, hidup dalam tingkat kemiskinan dengan penghasilan bulanan kurang dari 416 euro (sekitar Rp6,4 juta) per kepala.

Anak-anak dalam rumah tangga tersebut jarang mengonsumsi daging, ikan dan yoghurt. Pembelian pakaian dan sepatu anjlok dan anak-anak itu sering pindah rumah, karena orang tua mereka tak lagi mampu membayar uang sewa yang sangat mahal.

“Jika ada sedikit makanan, orang tua saya tidak makan demi memberi makan kami,” kata Fernando, seorang bocah berusia 14 tahun yang ayahnya menganggur, kepada UNICEF.

“Saya ingin punya banyak mainan, pakaian dan makanan yang lebih layak,” kata Jose (8).

“Mereka menyuarakan keputusasaan dan beberapa bahkan berbicara soal berimigrasi mengingat prospek suram di Portugal,” ungkap Marcal Grilo.

Lebih dari 546.000 anak-anak merasakan dampak dari pemotongan tunjangan keluarga antara 2009 hingga 2012. (AFP/Ant)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home