Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 09:57 WIB | Sabtu, 09 Desember 2023

Pekan Depan Ada Tontonan Gerhana pada Bintang Paling Terang, Betelgeuse

Gambar yang diambil dengan Teleskop Luar Angkasa Hubble dan dirilis oleh NASA pada 10 Agustus 2020 ini menunjukkan bintang Alpha Orionis, atau Betelgeuse, sebuah bintang super raksasa berwarna merah. Bintang tersebut, salah satu yang terbesar dan paling terang di langit malam, akan menghilang sejenak saat asteroid melintas di depannya pada Senin malam, 11 Desember 2023, hingga Selasa dini hari. Peristiwa ini diperkirakan dapat dilihat oleh jutaan orang di sepanjang koridor sempit yang membentang dari Tajikistan dan Armenia di Asia Tengah, melintasi Turki, Yunani, Italia dan Spanyol, hingga ke Miami dan Florida Keys, dan, akhirnya, Meksiko. (Foto: Andrea Dupree (Harvard-Smithsonian CfA), Ronald Gilliland (STScI), NASA dan ESA via AP)

CAPE CANAVERAL-FLORIDA, SATUHARAPAN.COM-Salah satu bintang terbesar dan paling terang di langit malam akan menghilang sejenak saat asteroid lewat di depannya dan menghasilkan gerhana yang unik.

Tontonan langka dan cepat berlalu ini, yang berlangsung pada hari Senin (11/12) malam hingga Selasa (12/12) pagi, akan dapat dilihat oleh jutaan orang di sepanjang jalur sempit yang membentang dari Tajikistan dan Armenia di Asia Tengah, melintasi Turki, Yunani, Italia dan Spanyol, hingga Miami dan Florida Keys, dan akhirnya, hingga ke Miami, dan bagian Meksiko.

Bintang tersebut adalah Betelgeuse, bintang super raksasa berwarna merah di konstelasi Orion. Asteroid tersebut adalah Leona, batuan luar angkasa berbentuk bujur sangkar yang berputar perlahan di sabuk asteroid utama antara Mars dan Jupiter.

Para astronom berharap dapat mempelajari lebih lanjut tentang Betelgeuse dan Leona melalui gerhana yang diperkirakan berlangsung tidak lebih dari 15 detik. Dengan mengamati gerhana bintang yang jauh lebih redup oleh Leona pada bulan September, tim yang dipimpin Spanyol baru-baru ini memperkirakan asteroid tersebut memiliki lebar sekitar 34 mil dan panjang 50 mil (lebar 55 kilometer dan panjang 80 kilometer).

Masih ada ketidakpastian mengenai prediksi tersebut serta ukuran bintang dan atmosfernya yang luas. Tidak jelas apakah asteroid tersebut akan mengaburkan seluruh bintang sehingga menghasilkan gerhana total. Sebaliknya, hasilnya bisa berupa gerhana “cincin api” dengan garis batas sangat kecil di sekeliling bintang.

Jika terjadi gerhana total, para astronom tidak yakin berapa detik bintang tersebut akan hilang seluruhnya, mungkin hingga 10 detik.

“Skenario mana yang akan kita lihat masih belum pasti, sehingga membuat peristiwa ini semakin menarik,” kata astronom Gianluca Masa, pendiri Proyek Teleskop Virtual, yang akan menyiarkan webcast langsung dari Italia.

Diperkirakan berjarak 700 tahun cahaya, Betelgeuse terlihat dengan mata telanjang. Teropong dan teleskop kecil akan mempercantik pandangan. Satu tahun cahaya sama dengan 5,8 triliun mil.

Betelgeuse ribuan kali lebih terang dari matahari kita dan sekitar 700 kali lebih besar. Menurut NASA, ukurannya sangat besar sehingga jika menggantikan Matahari kita, ia akan melampaui Jupiter.

Dengan usia yang baru 10 juta tahun, Betelgeuse jauh lebih muda dibandingkan matahari yang berusia 4,6 miliar tahun. Para ilmuwan memperkirakan Betelgeuse berumur pendek, mengingat massanya dan kecepatan pembakaran materialnya.

Setelah berabad-abad mengalami kecerahan yang berbeda-beda, Betelgeuse meredup secara dramatis pada tahun 2019 ketika sejumlah besar material permukaan terlempar ke luar angkasa. Awan debu yang dihasilkan menghalangi cahaya bintang untuk sementara, kata NASA, dan dalam waktu setengah tahun, Betelgeuse menjadi seterang sebelumnya.

Para ilmuwan memperkirakan Betelgeuse akan menjadi supernova dalam ledakan dahsyat dalam 100.000 tahun. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home