Loading...
INDONESIA
Penulis: Febriana Dyah Hardiyanti 16:07 WIB | Selasa, 01 Maret 2016

Pemberantasan Korupsi Menguntungkan Perempuan

Dharma Wanita Persatuan (DWP) Itjen Kementerian Agama bekerjasama dengan Australia-Indonesia Partnership for Justice dan Gerakan Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) menggelar seminar anti korupsi. Mengangkat tema “Kekuatan Perempuan, Inspirasi Perubahan” seminar ini dikuti oleh anggota DWP Kemenag Pusat dan 26 DWP Kanwil Kemenag Provinsi. (Foto: kemenag.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perwakilan Duta Besar Australia, Lucia Pietropaoli, mengatakan bahwa pemberantasan korupsi akan menguntungkan kaum perempuan. Hal itu juga yang menjadi salah satu alasan pentingnya keterlibatan perempuan dalam pemberantasan korupsi.

“Gerakan keikutsertaan perempuan dalam pemberantasan korupsi harus didukung. Pemberantasan korupsi akan lebih menguntungkan kaum perempuan,” kata Lucia saat memberikan sambutan pada seminar anti korupsi di Gedung Itjen Kemenag, Jakarta, hari Selasa (1/3).

Dharma Wanita Persatuan (DWP) Itjen Kementerian Agama bekerjasama dengan Australia-Indonesia Partnership for Justice dan Gerakan Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) menggelar seminar anti korupsi. Mengangkat tema “Kekuatan Perempuan, Inspirasi Perubahan” seminar ini dikuti oleh anggota DWP Kemenag Pusat dan 26 DWP Kanwil Kemenag Provinsi.

Hadir dalam kesempatan ini, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, Ketua KPK, Laode Moh Syarif, Irjen Kemenag, M Jasin, Ketua Dewan Pembina DWP Kemenag Pusat, Trisna Willy Lukman, Ketua DWP Kemenag Pusat, Endah Nur Syam, Juru Bicara KPK, Yuyuk Andriati Iskak, dan Gandjar Laksmana Bonaparte dari Tim SPAK.

“Korupsi memperburuk ketidakseimbangan dalam masyarakat yang berdampak buruk bagi perempuan. Korupsi juga berdampak pada anggaran publik yang tersedia untuk ibu hamil dan perbaikan angkutan publik yang ramah perempuan,” kata Lucia. 

Dalam pandangan Lucia, perempuan bukan sekadar korban korupsi, tapi bagian dari solusi. Menurutnya, perempuan memiliki kekuatan peran dan status, mulai dari ibu rumah tangga maupun status sosial lainnya, yang bisa digerakkan untuk mencegah korupsi dan berkontribusi dalam membangun pemerintahan yang transparan.  

“Perempuan perlu dilibatkan dalam pemberantasan korupsi, karena perempuan pada dasarnya lebih bersih dari laki-laki,” gurau Lucia yang disambut tepuk tangan hadirin. Lucia memastikan bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam perilaku korupsi.

Lucia menambahkan, Australia berkepentingan dengan program ini karena Australia juga berkepentingan dengan kemajuan Indonesia sebagai negara tetangga yang damai dan makmur. Menurutnya, korupsi berdampak buruk bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

SPAK Australia diluncurkan oleh KPK dan Australia bertepatan dengan Hari Kartini pada tahun 2014. Menurut Lucia, sekarang sudah lebih dari 200 ribu orang di 10 provinsi yang telah mengikuti pelatihan untuk memahami bagaimana perempuan bisa memberantas korupsi, dari ibu rumah tangga sampai anggota parlemen. SPAK juga sudah memiliki lebih dari 499 agensi.

“Gerakan SPAK sudah masuk dunia media sosial. Logo SPAK juga sudah dilihat jutaan orang,” katanya.

Seminar dijadwalkan berlangsung sampai sore hari. Tampil sebagai narasumber, Busyro Muqaddas, Gandjar Laksmana Bonaparte, dan Trisna Willy Lukman Hakim Saifuddin. (kemenag.go.id)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home