Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 16:16 WIB | Senin, 01 Agustus 2016

Pemimpin Aborigin akan Selidiki Penganiayaan Remaja di Penjara Australia

Potongan video seorang tahanan remaja dianiaya penjaga penjara. (Foto: abc.net.au)
SIDNEY, SATUHARAPAN.COM - Pemimpin warga suku Aborigin Australia ditunjuk untuk menyelidiki penganiayaan remaja dalam pusat penahanan, hari Senin (1/8), setelah hakim yang ditunjuk untuk memimpin penyelidikan mengundurkan diri dengan dalih ia tidak memperoleh kepercayaan dari warga suku pribumi.

Pemerintah Australia memperintahkan penyelidikan kasus penganiayaan remaja setelah tersebar video yang menunjukkan sipir penjara menganiaya beberapa remaja yang mayoritas berasal dari kalangan suku Aborigin di pusat penahanan di daerah Northern Territory pada 2014 dan 2015.

Dalam video tersebut, mereka disemprot dengan gas air mata, ditelanjangi dan diperlakukan dengan kasar di Don Dale Centre, Darwin. Kasus mengejutkan tersebut membuat geram publik Australia.

Serangkaian aksi unjuk rasa digelar pada akhir pekan lalu untuk menuntut keadilan bagi para korban. Salah satu korban bahkan dibelenggu di kursi dan kepalanya dibungkus selama dua jam layaknya perlakuan terhadap para tersangka terorisme di penjaga Teluk Guantanamo.

Jaksa Agung George Brandis mengatakan dua komisaris kerajaan akan mengepalai penyelidikan tersebut termasuk pemimpin suku pribumi Mick Gooda, yang merupakan komisaris keadilan sosial suku Aborigin dan suku Kepulauan Selat Torres di Komisi HAM pemerintah Australia.

Gooda akan memimpin penyelidikan bersama mantan hakim Mahkamah Agung Negara Bagian Queensland Margaret White setelah hakim Brian Martin mengundurkan diri pada Senin, hanya beberapa hari setelah ia ditunjuk untuk mengepalai penyelidikan tersebut.(AFP)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home