Pendeta di India Tewas Dipukuli Ratusan Militan Komunis
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM - Seorang pendeta di India bernama Yohan Maraiah, dipukuli oleh ratusan militan Komunis hingga tewas di sebelah timur distrik Godavari, negara bagian Andhra Pradesh.
Pembunuhan itu terjadi pada 29 Juli lalu, yang telah mendatangkan kecaman dari para pemimpin gereja.
"Ini bukan pertama kali seorang pendeta menjadi sasaran. Dia menderita sejumlah tindakan kekerasan dan gerejanya telah dibakar lebih dari sekali. Tetapi dia tetap setia menjawab iman kepada Kristus," kata Sajan K. George, Ketua Global Council of Indian Christians (GCIC), sebagaimana dilansir dari agenzia fides.
Sejumlah media melaporkan pelaku pembunuhan ini adalah militan Komunis dan pemberontak yang merupakan pengikut ajaran Mao.
The Christian Post mengatakan di jenazah pendeta, mereka meninggalkan surat yang berisi pesan bahwa sang pendeta adalah informan polisi. Pendeta itu juga mereka tuduh mengumpulkan kekayaan dengan mengeksploitasi suku mereka.
Ia dipukuli dan disiksa oleh para pemberontak.
Menurut laporan polisi, setidaknya 100 militan yang berafiliasi kepada Naxalite --yang merupakan sebutan untuk Komunis di India -- datang ke desa tempat pendeta itu berada. Kemudian mereka membawanya pergi ke hutan terdekat. Di sana sang pendeta dipukuli hingga tewas.
Pemberontak Maois, faksi Komunis, selama ini diketahui berusaha untuk menggulingkan pemerintah di India melalui cara-cara kekerasan. BBC News melaporkan pada bulan Juli bahwa 10 tentara paramiliter di negara bagian Bihar tewas dalam bentrokan dengan pemberontak Maois.
Pemberontak itu menampilkan diri sebagai pembela hak-hak masyarakat adat dan masyarakat miskin pedesaan. Gerilyawan Maois juga aktif di daerah lain di Asia, termasuk di Filipina. Dekade panjang pemberontakan mereka telah menyebabkan 150.000 orang tewas sejak dimulai pada akhir 1960-an.
Di sisi lain, Kristen di India menghadapi berbagai bahaya yang berbeda, mulai dari pemberontak Maois hingga dari ekstremis Hindu. Morning Star News melaporkan pada bulan Juni bahwa orang Kristen yang tinggal di desa Hunter di negara bagian Jharkhand dilarang beribadah oleh polisi, pada saat yang sama ketika mereka diancam akan dibunuh oleh kalangan Hindu radikal.
Editor : Eben E. Siadari
Penasihat Senior Presiden Korsel Mengundurkan Diri Masal
SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Para penasihat senior Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, termasuk kepala...