Loading...
HAM
Penulis: Dany Brakha 15:17 WIB | Jumat, 30 Agustus 2013

Pendeta Jadi Kades Ragamulia, Jawa Tengah

Pendeta Jadi Kades Ragamulia, Jawa Tengah
Di rumah, Timotius Trimin (kiri) sedang memeriksa kembali berkas yang dibawa Sukirman. (Foto-foto: Dany Brakha)
Pendeta Jadi Kades Ragamulia, Jawa Tengah
Saat menerima kiriman surat dari pegawai Kantor Pos.

RAGAMULIA, SATUHARAPAN.COM –Pilkades di Desa Ragamulia, Jawa Tengah, akhir tahun lalu cukup unik. Hanya ada satu kandidat. Namun, ternyata sang calon tunggal menang 60%. Menariknya, kades terpilih, Drs Timotius Trimin, tidak hanya Kristen, juga seorang pendeta Gereja Kristen Jawa. Pdt Trimin memimpin di daerah, seperti Lenteng Agung, mayoritas penduduknya Muslim.

Kepala Desa Ragamulia, Kecamatan Kaliwungu, Semarang, Jawa Tengah, Drs Timotius Trimin mengatakan masyarakat dan kepala desa (kades)saling membutuhkan. “Kalau saya menjawab ya, siap! Dan, masyarakat mendukung, ya ayo,” terang dia kepada satuharapan.com di kediamannya kemarin (29/8) selepas halalbihalal di Kaliwungu.

“Walaupun masyarakat tahu saya pendeta dan setiap hari bertemu dengan warga, tetapi jika menurut mereka saya dipandang mampu menjadi kades, agama tidak dipersoalkan,” kata kades yang biasa disebut Pak Trimin ini. Fanatisme daerah merupakan hal yang tidak dapat dihindari, “tetapi orang sini nasionalis, bukan agamis,” kata Trimin.

Dia memang menjadi salah satu figur yang diharapkan warga Ragamulia. Mereka dapat menerima meskipun mengetahui bahwa Trimin adalah pendeta. Cerita pria itu, “Mereka tahu saya mimpin khotbah, penghiburan kematian dan kami—saya dan warga—sering bertemu warga karena itulah tugas pendeta di masyarakat, tetapi itu bukan menjadi persoalan.”

Kades Ragamulia berusaha terbuka dengan masyarakat sehingga warga lebih mengenal sosok Trimin. “Seandainya diminta sambutan saya selalu ngomong, ‘Jika ada yang salah saya minta maaf dan kalau ada yang kurang nanti Pak Kyai yang meluruskan,’ harus diluruskan,” kata Trimin sambil menikmati kopinya. Hubungan antarwarga masyarakat yang makin solid dibangun melalui hal semacam ini.

Pemimpin Pemerintahan Bukan Pemimpin Agama

Kepala Urusan Pemerintahan Desa Ragamulia, Sukirman, kepada satuharapan.com mengatakan, “Yang dibutuhkan Desa Ragamulia adalah pemimpin pemerintahan. Siapa saja yang mampu dan bisa memimpin di desa, itulah yang akan dipilih oleh sebagian besar warga Ragamulia. Warga ingin memperoleh pelayanan yang baik dan ingin maju dalam arti tidak tertinggal dari desa lain.”

“Jika yang dicari pemimpin agama, yang Muslim akan memilih Muslim dan yang Kristen akan memilih yang Kristen, tetapi dibutuhkan pemimpin desa,” kata Sukirman. Dalam masyarakat, pasti ada warga yang suka dan tidak akan hal ini. ”Jika di sini mencari pemimpin masyarakat berdasarkan agama, calon non-Muslim tidak akan mendapat dukungan,” kata Kirman. Tetapi, warga Ragamulia memiliki pemikiran terbuka. Dia menambahkan, “Pada kenyataannya di Ragamulia ini banyak yang suka, karena terbukti jadi, mutlak.”  Trimin berhasil memperoleh suara 1.559 dari total 2.600 atau 60%.

Pendeta yang Berbeda

Sedangkan bagi kolega sesama pendeta Gereja Kristen Jawa (GKJ), Pendeta Donny Setiawan, Trimin adalah pendeta yang berbeda. Pada umumnya bagi GKJ seorang pendeta dipandang tidak diperbolehkan mengabdi pada institusi selain gereja. Pendeta adalah orang yang penuh waktu untuk gereja.

Pendeta sebagai sosok sinengker (sangat khusus) dalam kehidupan umat, maka pendeta GKJ tidak boleh jika mengambil peran pada institusi yang lain. “Pendeta yang berjabatan ganda dapat menjadi permasalahan gereja,” ungkap lelaki yang akrab dipanggil Mas Dony. Posisi Trimin sebagai pemimpin rohani sekaligus pemimpin masyarakat menjadikan berbeda. Dony mendukung apa yang dilakukan kades itu. “Sing penting nglakoni kabecikan (yang penting berbuat baik),” tutup percakapan Dony dengan kepada satuharapan.com.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home