Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 16:39 WIB | Jumat, 02 Januari 2015

Penelitian Inovatif Skema Baru Kemristek Dikti

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M Nasir. (Foto: kopertis12.or.id)

SEMARANG, SATUHARAPAN.COM – Semangat penggabungan Kemristek Dikti ini dilandasi, untuk membuat perguruan tinggi tidak lagi menjadi “menara gading”, tetapi dapat berperan nyata dalam persoalan bangsa untuk kemajuan bangsa.

Riset-riset perguruan tinggi ditargetkan tidak terhenti untuk publikasi di jurnal ilmiah, atau pengurusan hak kekayaan intelektual.

Pekerjaan berikutnya, dengan dukungan Kemenristek dan Dikti, riset-riset harus dikembangkan menjadi inovasi yang bisa dipakai masyarakat dan dunia usaha memajukan Indonesia dengan kekuatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan anak-anak bangsa yang ada di perguruan tinggi hal tersebut disampaikan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, M Nasir saat membuka acara Refleksi Akhir Tahun 2015 dengan tema “Hilirisasi dan Komersialisasi Hasil Riset Perguruan Tinggi” yang diselenggarakan UPT Humas Undip di Semarang, Selalu  (30/12).

Pakar anggaran Undip itu menambahkan, dengan pembagian tersebut, maka “penelitian di lembaga riset nanti tidak lagi fokus pada explanation (penjelasan), tetapi yang sudah sifatnya terapan.”

“Selama ini, masalah yang sering terjadi adalah tumpang tindih antara perguruan tinggi dengan lembaga riset, dan antarlembaga riset. Perguruan tinggi ataupun lembaga riset bisa melakukan penelitian dari dasar hingga terapan.

“Barangkali dengan ristek disatukan dengan pendidikan tinggi ini akan menjadi lebih baik,” kata Nasir. Untuk tahap awal, Nasir akan melakukan reorganisasi yang ditargetkan selesai akhir 2014.

Penelitian inovatif merupakan skema baru, yang nantinya akan didesain untuk pengembangan penelitian yang dilakukan perguruan tinggi untuk dihilirisasi ke dunia industri.

Karena selama ini, penelitian perguruan tinggi banyak yang terhenti setelah menghasilkan paten dan publikasi di jurnal internasional. “Nantinya akan ada Dirjen khusus yaitu Dirjen Penguatan Inovasi yang bertugas melanjutkan penelitian inovatif sehingga hasilnya membawa manfaat yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” katanya.

Sedang Kepala Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri  Dr. Ir. Sudarto  MM,  mencoba menjelaskan permasalahan pergaraman nasional  sekarang ini, di antaranya adalah swasembada garam konsumsi beryodium, dan garam industri belum tercapai.

Tingginya impor garam untuk industri Chlor Alkali Plant (CAP), Garam Kesehatan dan Aneka Industri pangan dengan kemurnian tinggi (kadar NaCl minimal 97 persen) sebesar 1,7 juta ton/tahun, Produksi garam nasional sebesar 80 persen dari usaha garam rakyat dengan luas lahan rata-rata 0,5 ha dan Terbatasnya industri pengolah garam rakyat untuk menghasilkan garam substitusi impor.

“Inovasi teknologi pergaraman akan menjawab permasalahan garam nasional,  yaitu  dengan cara proses pembuatan garam NaCl, dengan Media Isolator pada meja kristalisasi, dan proses produksi garam beryodium di lahan pergaraman pada meja kristalisasi dengan media isolator. Kedua inovasi teknologi ini sebagai solusi permasalahan pergaraman nasional dan kesehatan masyarakat dalam rangka penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) menuju swasembada garam nasional” kata Alumni S3 Manajemen Sumberdaya Pantai Undip ini.

Menuju Universitas Riset

Dekan Fakultas Sains dan Matematika Undip M. Nur DEA mengatakan, sebagai universitas negeri yang telah berumur 57 tahun, tradisi di Undip sudah mulai terbangun dengan baik untuk menjadi sebuah universitas yang layak diperhitungkan, termasuk salah satu universitas yang dapat diklasifikasikan menjadi PT kelas  dunia.

“Undip juga dengan teguh hati telah memilih visi 2020 sebagai universitas riset yang unggul. Visi ini merupakan kunci utama sebagai universitas kelas dunia. Hanya research University  dan entrepreneurial university yang memiliki potensi menjadi universitas kelas dunia. Milestone lima tahunan juga telah dibuat dan telah digunakan sebagai patokan untuk terlaksananya misi, tercapainya tujuan dan sasaran dan akhirnya visi 2020 dapat dijangkau.  Dalam tataran praktis, Undip telah memiliki perangkat keras yang layak mendorong universitas ini menjadi universitas kelas dunia”. (undip.ac.id)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home