Loading...
EKONOMI
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 10:21 WIB | Senin, 03 Februari 2014

Penerbangan Perintis Pedalaman Papua Terhenti

Pesawat berbadan kecil milik jasa penerbangan Trigana dan Susi Air, melakukan aktivitas naik turun penumpang di bandara Mulia, kabupaten Puncak Jaya, Jumat (14/10/11). (Foto: Antara)

TIMIKA, SATUHARAPAN.COM - Aktivitas penerbangan perintis ke wilayah pedalaman Papua dari Timika hingga kini masih terhenti, karena pelelangan penerbangan itu hanya diikuti dua perusahaan penerbangan padahal tender itu harus diikuti sedikitnya tiga operator penerbangan.

Kepala Bidang Perhubungan Udara pada Dishubkominfo Mimika, John Rettob kepada Antara di Timika, Senin (3/2) mengatakan belum terlayaninya penerbangan perintis ke pedalaman Papua karena proses tender belum rampung.

John mengatakan jajarannya sudah dua kali membuka pelelangan penerbangan perintis. Hanya ada dua operator penerbangan yang mengikuti kegiatan lelang tersebut yakni Trigana Air untuk rute penerbangan yang dilayani pesawat jenis Twin Otter dan Susi Air untuk rute penerbangan yang dilayani pesawat jenis Grand Caravan.

"Selama dua kali proses pelelangan, hanya ada dua operator yang ikut yaitu Trigana Air dan Susi Air. Syarat minimal peserta lelang harus tiga operator," jelas John.

Selain minimnya peserta lelang, kendala utama yang menghambat pelayanan penerbangan perintis ke pedalaman Papua lantaran kedua operator penerbangan itu hanya mampu melayani sebanyak 40 kali penerbangan perintis setiap tahunnya.

Sementara pihak Kemenhub pada 2013 mengalokasikan anggaran untuk melayani 56 kali penerbangan perintis selama 2014 dengan jumlah rute sebanyak 21 rute ke berbagai tempat di wilayah pedalaman Papua.

Penetapan 56 kali penerbangan perintis ke berbagai rute di wilayah pedalaman Papua disesuaikan dengan nilai tukar rupiah pada saat itu. Sementara saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sudah melampaui Rp 12 ribu/dolar.

"Mereka hanya sanggup layani 40 kali penerbangan perintis selama 2014, sementara anggaran yang dikucurkan dari pusat untuk melayani 56 penerbangan perintis," tutur John.

Ia memperkirakan pelayanan penerbangan perintis ke wilayah pedalaman Papua baru akan dibuka pada awal Maret 2014.

Kondisi itu tentu saja sangat menghambat aktivitas warga yang hendak bepergian dari Timika ke berbagai wilayah di pedalaman Papua maupun sebaliknya.

"Selama ini kami mendapat banyak pertanyaan dari masyarakat soal kapan dibuka penerbangan perintis ke berbagai rute di pedalaman. Namun kondisinya seperti itu sehingga sampai sekarang belum ada aktivitas penerbangan perintis," ujar John.

Rute baru
Ada satu rute baru penerbangan perintis yang dibuka pada 2014 yaitu rute penerbangan perintis Timika-Kapiraya, Distrik Mimika Barat Tengah sekali seminggu.

Pada 2013, Pemerintah Pusat melalui Kemenhub memberikan subsidi penerbangan perintis ke 20 rute di wilayah pedalaman Papua dari Timika.

Pemberian subsidi bagi penerbangan perintis ke wilayah pedalaman Papua dirasakan sangat membantu masyarakat karena bisa menikmati harga tiket yang jauh lebih murah dibanding jika harus membayar tiket pesawat komersial ataupun harus mencarter.

Kebijakan itu juga sangat mendukung program pemerintah dalam rangka membuka isolasi wilayah Papua sekaligus memudahkan mobilisasi orang dan barang, terutama petugas pemerintah yang mengabdi di wilayah pedalaman Papua.

Dari 20 rute yang mendapat subsidi anggaran untuk penerbangan perintis pada 2013, ada dua rute yang akhirnya dialihkan ke rute lain akibat adanya gangguan keamanan beberapa waktu lalu yaitu rute Timika-Ilu di Kabupaten Puncak Jaya dan rute Timika-Sinak di Kabupaten Puncak.

"Kita terpaksa mengalihkan ke rute yang lain karena adanya gangguan keamanan. Sisa dana subsidi penerbangan perintis ke dua rute itu diadendumkan yang efektif berlaku pertengahan November 2013 dengan pemberlakuan penambahan frekuensi penerbangan perintis ke beberapa rute," jelas John.

Saat itu, ada beberapa rute yang ditambah frekuensi penerbangan perintisnya yaitu rute Timika-Ilaga Kabupaten Puncak yang sebelumnya hanya dilayani tiga kali seminggu menjadi enam kali seminggu. Selanjutnya rute Timika-Ewer Kabupaten Asmat yang sebelumnya dilayani satu kali seminggu menjadi tiga kali seminggu. Rute Timika-Kepi Kabupaten Mappi sebelumnya dilayani dua kali seminggu menjadi tiga kali seminggu.

Penambahan frekuensi penerbangan perintis terbanyak melayani rute Timika-Jila dan Timika-Beoga dari empat kali seminggu menjadi setiap hari.

Penambahan frekuensi penerbangan perintis ke beberapa daerah itu mempertimbangkan arus penumpang. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home