Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 21:31 WIB | Kamis, 23 Mei 2013

Perwakilan UNFPA: Kerja Sama dengan Gereja Adalah Stategis dan Penting

Direktur UNFPA Amerika latin, Kate Gilmore. (Foto: istimewa)

HAVANA, SATUHARAPAN.COM –  "Pembangunan berkelanjutan bertumpu pada manusia, dengan perempuan diberdayakan, dan orang-orang muda dilibatkan, bersama mereka dari semua tradisi, agama dan budaya yang hidup dalam martabat dan dijamin hak mereka," kata Dr Kate Gilmore, Direktur Dana PBB untuk Kependudukan (UNFPA / United Nation Fund for Population) untuk Amerika Latin.

Dia menyampaikan hal itu dalam konsultasi Dewan Gereja-gereja  Amerika Latin (Clai) di Havana, Kuba,  Selasa (21/5). Tema berlangsung selama lima hari sejak  Selasa (21/5) dengan tema "Menegaskan ekumenisme dengan sikap konkret."  Presentasi Gilmore berkaitan dengan topic Gereja dan Hak-hak dalam bidang  Seksual dan Reproduksi.

Dalam presentasinya, Gilmore menjelaskan situasi ibu hamil muda di seluruh dunia dan ngerah pada upaya mendesak untuk melanjutkan rencana aksi Kairo, yang merupakan hasil dari Konferensi PBB 1994 tentang Kependudukan dan Pembangunan.

Pada Konferensi PBB di Kairo, Dewan Gereja-gereja Dunia (World Council of Churches / WCC)  mendesak  dialog yang terbuka dan konstruktif gereja-gereja tentang isu-isu kesehatan reproduksi, khususnya dalam konteks yang lebih besar dari kemiskinan, kesenjangan, dan hak-hak perempuan.

"Sebagai  bagian dari  Sasaran Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals) yang akan berakhir masa tengat waktunya, dia menyebutkan 222 juta perempuan masih kekurangan aksespada  ke keluarga berencana," kata Gilmore.

"Dari 210 juta kehamilan setiap tahun, hampir 33 juta tanpa pengawasan, yang menyebabkan terjadinya 21,6 juta  kasus aborsi dan menyebabkan 27.000 kematian setiap tahun. Jika kita memiliki keluarga berencana, kita akan memiliki 26 juta aborsi lebih sedikit dan 1,1 juta kematian bayi bisa dihindari."

Pada konferensi Kairo, WCC mengatakan, "Kami berpendapat bahwa lebih baik untuk menempatkan masalah penduduk dalam rangka meningkatkan kualitas hidup. Kualitas hidup ditingkatkan ketika orang dapat mencapai potensi penuh mereka, ketika spektrum penuh hak asasi manusia dihormati, ketika manusia menjadi subjek, bukan objek  kebijakan, ketika mereka membuat pilihan dalam hidup, serta kebutuhan dasar dan spiritual terpenuhi."

Gilmore menegaskan bahwa "pembahasan isu-isu seperti hak-hak reproduksi dan keluarga berencana dengan gereja-gereja sangat mendesak, penting, dan penuh kasih sayang." The UNFPA mensponsori konsultasi di Kuba tersebut dan menganggap aliansi dengan gereja-gereja  sebagai hal yang strategis dan penting.

Di depan 350 peserta, Gilmore mengatakan, "Kita harus bekerja dalam aliansi. Ini bukanlah agenda badan PBB atau kebijakan pemerintah tertentu. Ini bukan produk satu iman tunggal atau individu, tetapi sebuah karya komunitas manusia."

Sebagai contoh kerjasama antara gereja dan PBB, Latin America Council of Churches dan UNFPA mengembangkan dan menerbitkan panduan belajar tentang hak-hak seksual dan reproduksi, diciptakan untuk gereja-gereja dan organisasi ekumenis.

Tujuan utamanya adalah sebagai alat pastoral dan refleksi teologis, diskusi, dan pemberdayaan organisasi mengenai tema hak-hak reproduksi dan seksual di gereja-gereja. Buku yang disajikan dan dibagikan selama konsultasi, dan gereja-gereja anggota diminta untuk mengungkapkan komitmen mereka untuk menggunakannya dalam karya pastoral mereka.

Eduardo Campaña, salah satu editor dari bukupanduan tersebut mengatakan bahwa materi tersebut merupakan tanggapan atas kebutuhan yang dirasakan gereja-gereja dan organisasi ekumenis di Amerika Latin dan Karibia untuk menyertakan jawaban yang nyata dan konkret tentang masalah dan konsekuensi dari suatu masalah yang merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat kita, khususnya kaum perempuan."

Gilmore, yang ayahnya juga pernah menjabat sebagai presiden WCC dan anggota Komite Eksekutif WCC, menempatkan kolaborasi tersebut dalam perspektif yang lebih besar. "Kerja sama kami dengan Clai adalah tentang meningkatkan martabat dasar masyarakat," katanya.

“Anda adalah agen perubahan dan Anda mempromosikan upaya untuk mengurangi kemiskinan, memberdayakan perempuan, pemuda dan masyarakat adat, dan Anda membesarkan suara Anda untuk pendidikan seksualitas yang komprehensif, hak-hak reproduksi, keluarga berencana, pencegahan HIV dan perjuangan melawan kekerasan seksual."

Dewan Gereja-gereja Amerika Latin didirikan pada tahun 1982 dan memiliki kantor pusat di Quito, Ekuador. Saat ini menyatukan 188 gereja Protestan dan denominasi di 20 negara.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home