Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Sotyati 10:47 WIB | Kamis, 24 November 2016

Petai, Tumbuhan Obat Potensial

Petai (Parkia speciosa, Hassk.). (Foto: Vegeta Fruit)

SATUHARAPAN.COM – Ingat petai, ingat sambal goreng hati. Tak akan lengkap rasanya membuat sambal goreng hati tanpa petai. Petai juga menyedapkan sayur lodeh. Pedagang nasi goreng kaki lima kini juga menyediakan menu nasi goreng petai, dengan atau tanpa daging kambing. Dan, dalam tradisi kuliner Minangkabau, petai menjadi campuran lado atau sambal Minang yang nikmat dan sedap.

Selain dijadikan bahan campuran sejumlah menu makanan Nusantara, biji petai yang berbau khas dan agak mirip dengan jengkol itu disantap sebagai lalapan, dengan cara dibakar, digoreng, atau dikonsumsi segar, terutama dalam tradisi kuliner Sunda.

Petai memang sangat populer di Sumatera dan Pulau Jawa, terutama di dunia kuliner Sunda dan Minangkabau. Petai juga populer di beberapa negara ASEAN, Malaysia, Singapura, Thailand, Laos, sebagian Filipina. Biji petai biasanya dijual dengan menyertakan polongnya. Kini penjualan dilakukan dengan penyajian modern, mengemas dalam plastik atau dalam styrofoam yang dibungkus plastik kedap udara.

Namun, petai tidak hanya bermanfaat sebagai penyedap makanan. Berbagai referensi menyebutkan petai sejak lama dimanfaatkan sebagai obat herbal untuk mengobati berbagai penyakit.

Yusof Kamisah, Faizah Othman, Hj Mohd Saad Qodriyah, Kamsiah Jaarin, dalam penelitian yang dimuat di ncbi.nlm.nih.gov, menyebut petai sebagai obat herbal potensial. Dalam penelitian berjudul “Parkia speciosa Hassk.: A Potential Phytomedicine” itu, para peneliti menyebutkan petai sudah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati diabetes, hipertensi, dan masalah ginjal. Petai yang mengandung mineral dan vitamin, menyimpan banyak khasiat bermanfaat. Ekstrak dari polong kosong dan biji memiliki jumlah kandungan tinggi polifenol, fitosterol, dan flavonoid.

Hasil penelitian mereka juga menunjukkan aktivitas antioksidan yang baik. Efek hipoglikemik, dilaporkan disebabkan kehadiran β-sitosterol, stigmasterol, dan stigmast-4-en-3-one. Senyawa polisulfida siklik menunjukkan aktivitas antibakteri, sedangkan asam tiazolidin-4-karboksilat memiliki properti antikanker.

Penelitian mereka juga mengulas sifat farmakologi dari ekstrak tanaman. Dengan berbagai penelitian yang sudah dan sedang dilangsungkan pada ekstrak tanaman, mereka berkesimpulan petai memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai obat herbal.

Manfaat dan Khasiat

Petai atau pete, yang memiliki nama ilmiah Parkia speciosa, Hassk., mengutip dari Wikipedia, adalah pohon tahunan tropika dari suku polong-polongan (Fabaceae), anak-suku petai-petaian (Mimosoidae). Situs ncbi.nlm.nih.gov, menyebutkan petai adalah tumbuhan asli Asia Tenggara. Tumbuhan ini tersebar luas di Nusantara bagian barat.

Dalam bahasa Inggris, tumbuhan ini dikenal dengan nama stink bean, merujuk pada baunya yang tajam, juga bitter bean atau twisted cluster bean. Di Malaysia dan Singapura, orang menyebut tumbuhan ini sama dengan di Indonesia, petai. Nama lain di daerah penyebarannya adalah sataw, sator, sadtor, sa-dtor (Thailand), u'pang (Filipina), dan yongchak di India.

Petai adalah tumbuhan pohon menahun. Tingginya dapat mencapai 20 meter-30 meter dan tidak banyak bercabang. Daunnya majemuk, tersusun sejajar.

Bunganya, mengutip Wikipedia, bunga majemuk, tersusun dalam bongkol (khas Mimosoidae). Bunga muncul biasanya di dekat ujung ranting.

Buahnya besar, memanjang, bertipe buah polong. Dari satu bongkol dapat ditemukan sampai belasan buah. Dalam satu buah terdapat hingga 20 biji, yang berwarna hijau ketika muda dan terbalut oleh selaput agak tebal berwarna cokelat terang. Buah petai akan mengering jika masak dan melepaskan biji-bijinya.

Polong petai mengandung nilai gizi tinggi, baik protein, lemak, dan karbohidrat. Situs National Center for Biotechnology Information, menyebutkan petai adalah sumber mineral yang baik, juga vitamin C dan α-tocopherol (vitamin E). Di antara 14 jenis sayuran yang biasa dikonsumsi warga di Thailand selatan, petai memiliki kandungan thiamin (vitamin B1, 2.8 μg/g) paling tinggi. Kandungan tannin yang tinggi ditemukan pada bagian kulit biji dan bijinya, lebih tinggi dibandingkan sayuran buah lainnya.

Di India, dikutip dari Wikipedia, petai tumbuh Iiar di Nungba, di Distrik Tamenglong dan sebagian dari daerah Manipur. Petai dijual di pasar-pasar lokal. Tanaman petai dibudidayakan dalam skala kecil oleh petani di wilayah timur laut negara itu. Di wilayah tengah India, petai ditanam sebagai penghias halaman, pohon pelindung tanaman kopi atau pembibitan, atau juga sebagai tanaman pembatas.

Sama dengan di beberapa negara ASEAN, polong petai  menjadi campuran dalam banyak menu di wilayah Tripura. Di Manipur, petai dijadikan campuran dalam menu makanan bernama eromba, dengan kentang rebus, ikan yang difermentasi, cabai, dan sayuran, atau diolah sebagai campuran salad bernama yongchaak singju. Suku Zomi di Distrik Churachanpur, Manipur, mengenalnya sebagai zawngtah, dan biasanya ditambahkan ke dalam masakan daging yang sudah difermentasi dan dibumbui lada.

Di Malaysia, petai dijadikan campuran sambal, atau dijadikan campuran sambal goreng udang. Di Thailand, petai dimanfaatkan sebagai campuran masakan kari seperti Thai Duck Green Curry, atau mu phat sato, daging babi goreng petai.

Penelitian yang dilakukan Aisyah ZA, Firda A, Ganys TS, Herlinda M, Novembya VS, Universitas Brawijaya, Malang, seperti dikutip dari academia.edu, menyebutkan ekstrak ethanol kulit petai mempunyai efek anti-inflamasi pada rheumatoid arthritis (RA), penyakit inflamasi kronis yang menyebabkan degenerasi jaringan penyambung. Namun, dalam penelitian berjudul “Uji Efektivitas Ekstrak Kulit Petai (Parkia Speciosa Hassk) pada Mencit Balb/C sebagai Obat Anti-Inflamasi Rheumatoid Arthritis” itu, mereka menyebutkan masih perlu penelitian lanjutan untuk mengetahui dosis ekstrak kulit petai yang optimal untuk menyembuhkan RA.

Selain buah dan bijinya, mengutip dari situs tropical.theferns.info, kayu petai juga dapat diolah menjadi bubur kayu untuk industri kertas. Secara tradisional, kayu pohon petai dimanfaatkan untuk bahan bangunan, pembuatan mebel, pembuatan perkakas rumah, hingga keperluan pertukangan.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home