Loading...
INDONESIA
Penulis: Bayu Probo 15:35 WIB | Selasa, 20 Mei 2014

Prabowo-Hatta Daftar ke KPU, Mahfud MD Ketua Pemenangan

Calon presiden (capres) Partai Gerindra Prabowo Subianto (depan) memberikan penghormatan saat memimpin upacara Hari Kebangkitan Nasional dan Ziarah Makam bersama Calon Wakil Presiden (Cawapres) Hatta Rajasa (kanan) didampingi petinggi partai Ketua Umum PPP Suryadharma Ali (kiri), Presiden PKS Anis Matta (dua kiri), Sekjen partai Golkar Idrus Marham (belakang dua kanan), Ketua DPP PAN Zulkifli Hasan (belakang kanan) di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jaksel, Selasa (20/5). Pasangan Capres dan Cawapres tersebut melakukan ziarah dalam rangka upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional sebelum mendaftarkan diri maju sebagai pasangan Capres dan Cawapres pada Pemilu Presiden 2014 ke KPU. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Bakal pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa resmi mendaftarkan diri sebagai peserta Pilpres 2014 ke Komisi Pemilihan Umum Pusat, Jakarta, Selasa (20/5) siang. "Ketua tim pemenangan kami adalah Profesor Mahfud MD," kata Prabowo usai mendaftarkan diri ke KPU, Selasa 20 Mei 2014. 

Prabowo mengatakan dia telah berjumpa dengan Mahfud. Prabowo juga menambahkan jika Hatta Rajasa juga telah bertemu dengan Mahfud. "Pak Mahfud sudah minta izin ke kiai-kiai besar dan menyatakan bersedia," ungkap Prabowo. 

Prabowo-Hatta, yang diusung koalisi Partai Gerindra, PAN, PPP, PKS, Partai Golkar dan PBB, tiba di ruang pendaftaran yang berada di lantai dua Gedung KPU Pusat pukul 14.10 WIB. Rombongan Prabowo-Hatta kompak mengenakan kemeja polos putih dan berpeci hitam.

Turut hadir bersama Prabowo-Hatta adalah Amien Rais, Ketum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketum PPP Suryadharma Ali, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, dan Ketum PKS Anis Matta.

Keributan sempat terjadi di pintu masuk ruang pendaftaran karena simpatisan ingin mendesak masuk sedangkan petugas keamanan membatasi jumlah orang yang masuk ke dalam ruang pendaftaran. Bahkan, Hatta Rajasa sempat tertinggal oleh Prabowo karena tertahan kerumunan massa di pintu masuk.

Pintu kaca KPU pecah akibat desak-desakan tersebut. Mungkin karena ada yang terluka, akibat kericuhan tersebut, baju putih yang dikenakan Prabowo terkena bercak darah.

Berbeda ketika bakal pasangan Jokowi-Kalla mendaftar Senin kemarin (19/5), pada pendaftaran pasangan Prabowo-Hatta pihak Kepolisian Sektor Menteng menutup jalan di depan Gedung KPU yang berada di Jalan Imam Bonjol No. 29, Jakarta Pusat.

Kanit Lantas Polsek Menteng Kompol Billy L. Olle mengaku penjagaan lebih ketat itu bukan karena ada permintaan khusus dari Prabowo Subianto.

“Massa dari Bapak Prabowo lebih banyak, kami mengantisipasi dengan buka tutup jalan. Jadi bukan atas permintaan Pak Prabowo,” kata Kompol Billy.

Suasana di halaman Gedung KPU ramai dengan beberapa kelompok massa, mulai dari simpatisan Partai Gerindra dan koalisinya, demonstrasi anti-HAM, hingga aksi massa terkait dugaan korupsi yang dilakukan Jokowi.

Ical Dinilai Gagal Pimpin Golkar

Tokoh Partai Golkar Ais Anantama Said menyatakan, kepengurusan DPP Golkar yang dipimpin Aburizal Bakrie telah gagal membawa partai ini menang pemilu dan dalam menjalin koalisi dengan partai politik lain untuk menghadapi pemilihan presiden mendatang.

Ais kepada pers di Jakarta, Selasa mengemukakan, kegagagalan demi kegagalan dialami Golkar selama kepemimpinan Aburizal Bakrie atau Ical. Dalam pemilu legislatif, perolehan Golkar jauh dari target dan terakhir dalam menjalin koalisi, Golkar gagal menempatkan kadernya sebagai capres maupun cawapres.

Penegasan tersebut disampaikan Golkar Ais Anantama Said menanggapi situasi yang dialami Golkar saat ini.

Ironis, kata Ais, partai pemenang kedua di pemilu hanya jadi pelengkap pasangan capres-cawapres lain. Karena itu, sebagai bentuk pertanggungjawaban, Ical harus legowo (ikhlas) mundur dari kursi Ketua Umum DPP Golkar.

Ais meminta semua pimpinan dan kader bangkit menyatukan potensi kebesaran partai ini dengan mencari pemimpin yang lebih mampu serta mumpuni dan itu bukan lagi dari kalangan pengusaha yang terbukti gagal.

Sebaiknya, Golkar mencari tokoh berlatar belakang TNI atau dahulu ABRI seperti dulu. Saat ini Luhut Panjaitan yang duduk di posisi Dewan Pertimbangan Golkar.

“Karena gagal dalam memimpin Golkar, Ical harus mundur dan tak perlu tunggu munas, apalagi munaslub. Angkat saja pelaksana tugas ketua umum atau pejabat ketua umum sementara. Biaya untuk munaslub bisa untuk kepentingan organisasi atau bahkan disumbangkan ke fakir miskin saja,” ujar Ais.

Kegagagalan kepemimpinan Ical menyebabkan Golkar terbelah dua. Ada yang menyebut Golkar tulen, yang benar-benar menjalankan roh Golkar, apalagi di kepengurusan Ical saat ini ada putri mantan Ketua Dewan Pembina Golkar, yaitu Titiek Soeharto. Selain itu, Golkar di bawah Ical yang selalu mengikuti apa yang diinginkan Ical.

“Dan terbukti Golkar di bawah Ical gagal, maka Golkar tulen pun lari mendukung Jokowi dan juga Prabowo,” katanya.

Sudah Lama Diperkirakan

Sebenarnya, kata anggota DPR hasil pemilu 1997 ini, kegagalan Golkar dalam pemilu legislatif dan pilpres 2014 sudah diperkirakan lama oleh tokoh-tokoh Golkar. Indikasinya kino-kino seperti MKGR, SOKSI yang tidak jalan dan model kepemimpinan yang diterapkan Ical yang cenderung menyebabkan Golkar gagal meraih suara signifikan dalam pemilu.

Menurut dia, nasihat dan saran para tokoh Golkar diabaikan Ical. Ais berharap pimpinan Partai Golkar saat ini tidak main pecat atau sanksi kepada kader yang ingin maju lewat partai lain.

“Jika main paksa, sebaliknya mereka yang harus angkat koper dari Golkar,” katanya.

Dia juga mengatakan, situasi ini menjadi pelajaran ke depan. Jajaran pengurus Partai Golkar tidak boleh lagi diisi kader karbitan atau bajakan. Proses kaderisasi harus diefektifkan agar yang berjuang membesarkan partai mendapat kehormatan

Mantan pengurus DPP Golkar era kepemimpinan Harmoko ini mengungkapkan keprihatinannya karena mendengar sendiri bahwa partai yang telah lama berkuasa dan pernah menang dalam pemilu selama masa reformasi pemilu (2004) dan tidak pernah berada di urutan ketiga, apalagi bawah, menjadi olok-olok kalangan politisi partai lain dan juga media.

“Golkar partai besar. Pimpinan dan kadernya dinilai hebat-hebat. Tapi sekarang. Saat didekati oleh partai lain memilih menjauh, saat dijauhi malah kepikiran sendiri,” katanya. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home