Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Melki Pangaribuan 15:25 WIB | Jumat, 27 Januari 2017

Presiden Letakan Batu Pertama Bandara Baru Yogyakarta

Presiden Letakan Batu Pertama Bandara Baru Yogyakarta
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memulai prosesi "Babat Alas Nawung Kridho" pembangunan bandara internasional Yogyakarta yang berlokasi di Dusun Jangkaran, Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, hari Jumat (27/1). (Foto-foto: BPMI Setpres)
Presiden Letakan Batu Pertama Bandara Baru Yogyakarta
Turut hadir mendampingi Presiden Joko Widodo dalam acara tersebut ialah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwana X, dan Direktur Utama PT. Angkasa Pura I Danang S Baskoro.
Presiden Letakan Batu Pertama Bandara Baru Yogyakarta
Kepala Negara menyatakan tak ingin lagi menunda pelaksanaan pembangunan bandara internasional baru di Yogyakarta yang diketahui telah direncanakan sejak enam hingga tujuh tahun silam.
Presiden Letakan Batu Pertama Bandara Baru Yogyakarta
Presiden menyampaikan rasa terima kasihnya kepada masyarakat Yogyakarta, khususnya warga Kulon Progo, yang telah memberikan dukungannya terhadap pembangunan bandar udara internasional baru tersebut.

KULON PROGO, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memulai prosesi "Babat Alas Nawung Kridho" pembangunan bandara internasional Yogyakarta yang berlokasi di Dusun Jangkaran, Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, hari Jumat (27/1).

Kegiatan tersebut sekaligus mengawali agenda kunjungan kerja Presiden ke Daerah Istimewa Yogyakarta.

Prosesi Babat Alas Nawung Kridho dapat dimaknai sebagai upaya membuka, membersihkan, merapikan, dan menata lahan Pesisir Temon agar siap didayagunakan sebagai lokasi pembangunan bandara internasional baru di Yogyakarta.

Dalam sambutannya, Kepala Negara menyatakan tak ingin lagi menunda pelaksanaan pembangunan bandara internasional baru di Yogyakarta yang diketahui telah direncanakan sejak enam hingga tujuh tahun silam.

Menurutnya, bila tak memiliki keberanian untuk mengambil keputusan, maka dapat dipastikan proyek pembangunan infrastruktur berorientasi global tersebut tidak akan pernah terlaksana.

"Bandara ini sudah direncanakan kurang lebih enam sampai tujuh tahun lalu dan tidak segera terlaksana. Pada saat Bapak Gubernur menyampaikan kepada saya, saya sampaikan segera akan kita mulai bersama-sama. Setiap pekerjaan apapun, setiap keputusan apapun, pasti ada risikonya. Oleh sebab itu kalau tidak diputuskan yang tadi, tidak akan selesai sampai kapanpun," kata Presiden Jokowi.

Keputusan tersebut cepat diambil setelah melihat kondisi Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta yang saat ini sudah sangat padat dan melampaui daya tampunga.

"Karena kalau kita lihat Bandara Adisutjipto itu kapasitasnya hanya 1,6 juta (orang). Padahal sekarang sudah dipakai 7,2 juta (orang). Sudah ramai sekali. Mau tidak mau ya harus segera dimulai," katanya.

Pembangunan bandara internasional baru itu akan berlangsung dalam dua tahap. Nantinya, setelah pembangunan tahap pertama selesai dilakukan, bandara tersebut akan mampu menampung pergerakan dari 14 juta orang.

Daya tampung tersebut akan meningkat menjadi 20 juta orang apabila pembangunan tahap kedua selesai dilakukan.

"Karena memang turis yang datang ke Yogyakarta ini semakin hari semakin meningkat karena kebudayaan selalu dipelihara di Daerah Istimewa Yogyakarta ini," katanya.

2019 Bandara Mulai Bisa Digunakan

Presiden juga tak lupa menyampaikan rasa terima kasihnya kepada masyarakat Yogyakarta, khususnya warga Kulon Progo, yang telah memberikan dukungannya terhadap pembangunan bandar udara internasional baru tersebut. Adapun bandara tersebut ditargetkan untuk selesai pada tahun 2019.

"Ini saya berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat di Kulon Progo yang memberikan dukungan penuh pada proses pembangunan bandar udara internasional Yogyakarta ini. Tadi janjinya Pak Menteri, kita ingatkan bersama, selesai Maret 2019," kata Presiden.

Memberikan keterangan usai acara, Kepala Negara berharap agar segala proses yang diperlukan sebelum memulai pembangunan bandara di lahan seluas 587 hektare tersebut dapat segera diselesaikan.

"Tadi sudah kita lihat proses awal dari Babat Alas Nawung Kridho yang kita harapkan dari 587 hektare lahan yang telah tersedia ini segera diproses, amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) segera diselesaikan, konstruksinya juga bisa segera dimulai. Seperti yang disampaikan Menteri Perhubungan, kira-kira pertengahan 2019 bandara ini sudah bisa digunakan," katanya. (PR)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home