Loading...
DUNIA
Penulis: Ignatius Dwiana 06:37 WIB | Jumat, 05 Juli 2013

Presiden Suriah: Kekuasaan Islam di Mesir Gagal

Presiden Suriah Bashar al-Assad (Foto: alarabiya.net)

DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM – Presiden Suriah, Bashar al-Assad, mengatakan protes besar-besaran melawan Prresiden Mesir, Mohamed Morsi, telah dieja sebagai akhir dari Islam politik. Pernyataannya itu  diposting pada hari Rabu (4/7) di halaman Facebook resminya. Seperti dilansir dari situs al Arabiya.

“Yang terjadi di Mesir adalah kejatuhan yang dikenal sebagai Islam politik,” kata Bashar al-Assad dalam wawancara dengan surat kabar pemerintah Suriah, Ath-Thawra.

"Di mana saja di dunia, siapa pun yang menggunakan agama untuk tujuan politik, atau untuk menguntungkan segelintir orang dan bukan banyak orang akan jatuh," kata Assad.

Menteri Informasi, Omran al-Zohbi, telah mengatakan sebelumnya bahwa kepergian Morsi adalah kunci untuk memecahkan krisis Mesir.

Ada permusuhan mendalam antara rezim Damaskus dan Ikhwanul Muslimin, dan keanggotaan dalam Ikhwanul Muslimin dikenai hukuman mati di Suriah sejak 1980-an.

Ikhwanul Muslimin cabang Suriah hari ini memainkan peran kunci dalam oposisi Koalisi Nasional di pengasingan yang diakui lebih dari 100 negara dan organisasi sebagai wakil sah dari rakyat Suriah.

Mesir adalah Muslim Sunni, seperti sebagian besar pemberontak berjuang untuk menggulingkan Assad menganut sekte Alawi yang merupakan cabang dari Islam Syiah.

Mohammed Morsi bulan lalu mengumumkan pemutusan hubungan Mesir dengan rezim Damaskus dan telah berulang kali menyerukan Assad untuk mundur.

Konflik Suriah pecah setelah rezim Assad melepaskan tindakan brutal terhadap gerakan rakyat untuk perubahan rezim yang pecah pada bulan Maret 2011.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (Syrian Observatory for Human Rights) melaporkan bahwa lebih dari 100 ribu orang telah tewas dalam perang saudara Suriah.
 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home