Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 15:53 WIB | Selasa, 28 Februari 2017

Pria Australia Didakwa Bantu ISIS Kembangkan Rudal

Rumah di mana Haisem Zahab ditankap, karena tuduhan membantu ISIS mengembangkan peluru kendali. (Foto: dari abc.net.au)

CANBERRA, SATUHARAPAN.COM-Australia mendakwa seorang tukang listrik karena membantu kelompok ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) dalam mengembangkan senjata teknologi tinggi, termasuk peluru kendali jarak jauh, hari Selasa (28/2).

Haisem Zahab (42 tahun), bekerja sendirian dan tidak terkait ancaman teror dalam negeri, kata Komisaris Kepolisian Federal Australia, Andrew Colvin. "Kami menuduh dia telah memanfaatkan internet untuk melakukan layanan bagi ISIL," kata Colvin, menggunakan akronim lain untuk kelompok militan itu.

"Pertama, dengan meneliti dan merancang perangkat peringatan laser untuk membantu memperingatkan terhadap peluru yang digunakan oleh pasukan koalisi di Suriah dan Irak.

"Kedua, kami juga akan menyatakan bahwa dia telah meneliti, merancang dan membuat model sistem untuk membantu upaya ISIL untuk mengembangkan peluru kendali jarak jauh  mereka sendiri," kata dia seperti dikutip AFP.

Zahab, dari kota Young, 165 kilometer dari ibu kota Australia, Canberra, muncul di pengadilan dengan dua tuduhan serangan asing yang diancam dengan hukuman penjara seumur hidup. Dia menolak jaminan dan akan muncul kembali pada tanggal 8 Maret mendatang.

Zahab, yang lahir di Australia, diduga berhubungan dengan jaringan terkait dengan kelompok teroris.

"Kami percaya dia memiliki jaringan dan kontak di ISIL - tidak hanya di zona konflik, namun di bagian lain dunia- dan mereka telah mengandalkan dia untuk menyampaikan informasi ini," kata Colvin. Ditambahkan bahwa penelitiannya "cukup canggih".

Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, mengatakan bahwa penangkapannya dilakukan setelah operasi 18 selama bulan. Ini "belum termasuk pengingat lain dari ancaman terus-menerus yang kita hadapi dari terorisme Islam".

"hal ini menyoroti bahwa terorisme, dukungan untuk kelompok teroris, dan ekstremisme Islam tidak terbatas pada kota-kota besar kami," katanya. "Ini sekali lagi menunjukkan bahwa kita semua harus sangat waspada."

Canberra telah menjadi semakin khawatir tentang tumbuhnya ekstremisme dan tingkat ancaman teror yang meningkat sejak September 2014.

Para pejabat Australia mengatakan mereka telah menggagalkan 12 serangan teror di dalam negeri sejak itu dengan 61 orang dipenjara.

Tapi empat serangan yang terjadi, termasuk pembunuhan seorang karyawan polisi Sydney pada tahun 2015 oleh seorang anak berusia 15 tahun.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home