Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 07:46 WIB | Senin, 06 April 2020

Ranting Zaitun di Minggu Palma di Yerusalem

Orang membafikan ranting zaitun pada perayaan Minggu Palma di Yerusalem, karena pembatasan akibat pandemi COVID-19. (Foto: Reuters)

YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Sekelompok kecil biarawan Fransiskan dan umat Katolik Roma turun ke jalan-jalan di Christian Quarter di Kota Tua Yerusalem, hari Minggu (5/4). Mereka membagikan ranting zaitun setelah prosesi tradisional Minggu Palma dibatalkan karena pembatasan yang diberlakukan untuk menahan penyebaran virus corona.

Perayaan Minggu Palma memulai Pekan Suci menjelang Paskah. Orang-orang beriman di Yerusalem secara tradisional membawa daun palem dan cabang zaitun dan berbaris dari puncak Bukit Zaitun ke Kota Tua.

Sementara ribuan peziarah biasanya berpartisipasi dalam pawai, tahun ini prosesi itu hanya terbatas pada beberapa peserta. Para rohaniawan dan umat beriman biasanya melempar daun palem dan ranting zaitun dari pintu ke pintu kepada orang-orang yang melihat dari balkon mereka.

"Tahun ini, karena situasi baru, kami berusaha untuk mendatangi semua orang Kristen di Christian Quarter untuk membawa rating zaitun ini, tanda harapan baru," kata Pastor Sandro Tomasevic, dari Gereja Katolik Latin, Paroki Yerusalem.

Situasi Pandemi

Minggu Palma memperingati masuknya Yesus ke Yerusalem dan merupakan awal dari ibadah yang paling khidmat, yang meliputi Jumat Agung yang menampilkan kembali penyaliban dan kematian Yesus dan kebangkitannya pada hari Paskah (Minggu).

Di Israel, lebih dari 8.000 orang telah terinfeksi virus corona dan 48 orang meninggal. Di Tepi Barat, hampir 200 kasus telah dilaporkan terinfeksi, termasuk di kota alkitabiah, Bethlehem.

Wabah itu telah memaksa para pejabat gereja untuk menutup gereja-gereja bagi umum dan mengurangi ibadah keagamaan sepanjang pekan ini. Uskup Agung Pierbattista Pizzaballa, pemimpin Katolik di Tanah Suci, mengadakan kebaktian kecil dan tertutup di Gereja Makam Suci, tempat di mana umat Kristen percaya Yesus disalibkan dan dibangkitkan.

Lebanon

Sebagian besar gereja kosong pada Minggu Palma di negara-negara Mediterania, yang memiliki persentase terbesar umat Kristen di Timur Tengah. Gereja tetap menyelengarakan ibadah Minggu Palma bahkan selama 15 tahun perang saudara di Lebanon yang berakhir pada 1990.

Di beberapa desa dilaporkan para pendeta mengendarai truk pick-up yang dihiasi dengan daun palma dan ranting zaitun untuk mengadakan ibadah di udara terbuka, ketika penduduk berdiri di dekatnya atau menyaksikan dari balkon mereka.

Hampir sepertiga dari lima juta penduduk Lebanon adalah Kristen, dan negara itu adalah satu-satunya negara Arab dengan presiden beragama Kristen. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home