Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 19:35 WIB | Kamis, 28 April 2016

Realisasi Investasi Sektor Furnitur Triwulan I-2016 Naik 28%

Kepala BKPM, Franky Sibarani. (Foto: Dok. satuharapan.com/Melki Pangaribuan)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi dari sektor furnitur di triwulan pertama tahun 2016 sebesar Rp 775 miliar naik 28 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 602 miliar.

Jumlah investasi furnitur di kuartal pertama tahun 2016 tersebut diperoleh dari kontribusi Penanaman Modal Asing US$ 21 juta dan Penanaman Modal Dalam Negeri sebesar Rp 482 miliar.

Kepala BKPM, Franky Sibarani, menyampaikan bahwa kenaikan investasi di sektor furnitur tersebut belum mencerminkan potensi yang dimiliki oleh Indonesia.

“Potensi investasi di sektor furnitur cukup besar, ruang investasi bagi para investor yang tertarik menanamkan modalnya di sektor tersebut masih terbuka,” ujar Franky dalam keterangan resmi yang diterima satuharapan.com, hari Kamis (28/4).

Franky menyampaikan salah satu upaya yang dilakukan oleh BKPM adalah dengan menarik minat investasi di sektor furnitur tersebut. Salah satunya adalah melakukan pemasaran investasi di Kota Dongguan yang menjadi pusat industri furnitur Tiongkok.

“Perusahaan Tiongkok banyak yang merencanakan relokasi. Kami akan secara langsung menyampaikan kemudahan-kemudahan yang diberikan bagi investor di Indonesia, termasuk di antaranya layanan investasi 3 jam yang telah banyak dimanfaatkan oleh perusahaan Tiongkok,” jelasnya.

Menurut Franky, pihak BKPM akan memfasilitasi rencana relokasi perusahaan Tiongkok tersebut. Dia menambahkan bahwa Tim Marketing Officer Tiongkok BKPM akan melakukan komunikasi secara intensif dengan investor asal Tiongkok yang menyatakan minatnya menanamkan modalnya di Indonesia.

Lebih lanjut, dia mengemukakan bahwa peluang Investasi di Industri Furnitur dan Pendukungnya.

“Kita ketahui bersama, Tiongkok berpengalaman panjang mengembangkan keterampilan dan teknologi, hingga industri furniturnya berhasil meraih lebih dari setengah pasar global. Di lain sisi Indonesia kaya dengan kayu dan rotan, 85 persen bahan baku rotan dunia berasal dari Indonesia. Indonesia juga memiliki banyak tenaga kerja terampil, muda, dengan upah yang kompetitif,” jelasnya.

Lebih lanjut, Franky mengatakan, Indonesia juga merupakan pasar yang sangat besar dengan 255 juta penduduk dan 64 juta kelas menengah.

“Indonesia juga merupakan gerbang meraih pasar di Asia Tenggara, pasar ketiga terbesar di dunia dengan 618 juta penduduk dan 190 juta kelas menengah,” sebutnya.

Secara umum, industri furnitur di Indonesia terbagi atas dua klaster. Pertama, industri furnitur berbasis kayu. Klaster ini terpusat di Pulau Jawa, termasuk Jepara dan Sukabumi, serta di Pulau Bali.  Kedua, industri furnitur berbasis rotan yang terutama berkembang di Cirebon. Sementara bahan baku rotan banyak dihasilkan di Pulau Kalimantan dan Sumatera.

Dari data yang dimiliki oleh BKPM, investasi dari Tiongkok yang pada kuartal pertama tahun 2016 (tidak termasuk sektor hulu migas dan keuangan) mencapai US$ 464,6 juta, menempatkan RRT sebagai investor terbesar ke-4 di Indonesia.

Tiongkok merupakan salah satu sumber investasi asing terbesar di Indonesia, meningkat pesat dalam dua tahun terakhir. Tercatat US$ 2,1 miliar investasi terealisasi sejak tahun 2010, tumbuh rata-rata 61 persen per tahun.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home