Resolusi dan Proyeksi Awal Tahun: Tumbuh Bangkit Membangun Kebiasaan Baik
SATUHARAPAN.COM - Momen pergantian tahun adalah saat yang tepat membuat resolusi, sebagai penentu proyeksi keberhasilan tahun baru yang dijalani. Namun jika kita menganalisa berdasarkan tahun-tahun yang sudah terlewati selain banyak keberhasilan yang sanggup kita raih tentunya ada banyak juga resolusi tahun lalu yang tak berjalan sesuai rencana kita. Mengapa demikian? Ternyata hal tersebut disebabkan oleh salah satu faktor bahwa kita masih melakukan kebiasaan lama. Meskipun pada akhirnya kita menyadari bahwa membangun kebiasaan baik membutuhkan waktu, namun kita harus meyakini bahwa dengan cara demikianlah kita bangkit menjadi pribadi yang lebih kuat dan adaptif menjalani tahun baru dengan lebih berpengharapan.
Mentransformasi Habit
Kesulitan mengubah kebiasaan lama adalah salah satu faktor yang membuat resolusi tak bisa diwujudkan. Sebuah penelitian menyatakan bahwa sejatinya 43% tingkah laku manusia terdiri dari kebiasaan atau habit yang dilakukan secara otomatis sehari-hari. Kebiasaan bangun tidur jam berapa, aktifitas kerja dan ibadah atau doa membangun spiritualitas, hobi dan kesenangan entahkah menulis, membaca, jalan-jalan kuliner, bikin konten kreatif dan sebagainya. Yang dimaksud dengan kebiasaan adalah perilaku yang diulang-ulang hingga membentuk suatu perilaku yang dilakukan dengan sadar maupun di bawah kesadaran, misalnya: Orang-orang yang terbiasa mengkonsumsi makanan yang sehat, maka juga dengan sendirinya tubuhnya akan secara otomatis menolak makanan-makanan yang tidak sehat. Dengan demikian ketika kebiasaan baik sudah terbentuk, usaha untuk mempertahankannya tidak lagi sesusah payah ketika pembentukan kebiasaan baik itu dimulai di permulaannya. Sisi positif lainnya ketika membangun kebiasaan baik, maka dengan sendirinya kapasitas otak bekerja untuk memikirkan hal-hal baru yang kreatif.
Kebiasaan juga merupakan perilaku spesifik yang merupakan repitisi (pengulangan) dari tingkah laku yang lalu dan memuaskan individu (B. Gardner). Logikanya bahwa kebiasaan yang memuasakan dan memenuhi kebutuhan hidup manusia akan diulang menjadi habit. Memfokuskan diri pada kebiasaan yang positif dan membangun juga akan menentukan level kebahagiaan hidup. Saya sendiri membangun kebiasaan secara pribadi dan mencoba menuangkan informasi yang saya dengar dan baca, sekaligus mencoba menganalisa dalam bentuk tulisan artikel atau quote motivasional. Katimbang saya memberikan komentar reaktif, saya mencoba bertindak responsif dan konstruktif. Pada akhirnya kebiasaan menuliskan artikel membawa saya menghasilkan buku perdana dari hasil tulisan-tulisan tersebut yang menjadi resolusi di awal tahun. Dari pengalaman ini menunjukkan bahwa ketika kita membuktikan diri untuk membangun kebiasaan baik, maka kita akan dapat menemukan kemajuan yang berarti.
Peer Support Kolaboratif
Beberapa waktu lalu dalam acara pertemuan para CEO yang di lakukan oleh sebuah Koran Harian Nasional, Presiden Jokowi juga berujar mengenani pentingnya kolaborasi untuk menjadi solusi sekaligus akseletor untuk bangkit di awal Tahun. Pemulihan dan transformasi ekonomi pasca pandemi Covid 19 dicapai melalui reformasi kesehatan dan perlindungan sosial. Kata sinergi dan kolaborasi mengindikasikan adanya suatu kebutuhan untuk bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mengatasi dampak krisis terutama pandemi. Kolaborasi juga mensyaratkan adanya keyakinan bersama yang diperjumpakan melalui visi dan misi yang sinergis dan diikuti oleh tindakan dengan beberapa cara yaitu melakukan kolaborasi dalam lingkup sektor, bidang bisnis dan pelayanan yang sama. Selain itu melakukan sinergis kolaborasi dengan semua pihak yang bersifat profit maupun non-profit, tujuanya untuk memperluas cakupan dan merajut lintas sektor yang pasti saling terkait. Krisis karena Covid 19 pada akhirnya memang pada akhirnya memperhadapkan pada dua pilihan antara melihatnya sebagai peluang atau justru sebaliknya sebagai ancaman. Maka tak heran jika recover together, recover stronger yang menjadi tagline pemulihan dari krisis, menjadi momentum membangun sinergi dan kolaborasi untuk semakin mengukuhkan dan mengokohkan sendi-sendi kehidupan individu, keluarga dan masyarakat bahkan bangsa dan negara hingga seluruh dunia.
Peran lingkungan sekitar sangat berpengaruh dalam proses pertumbuhan membangun kebiasaan baik. Kalimat bijak sabdapun mengatakan “Pergaulan yang buruk, merusak kebiasaan baik”. Kata pergaulan yang buruk mengindikasikan bahwa jika relasi dengan lingkungan sekitar dalam bentuk kumpulan yang masih buruk, dalam berbagai bentuk relasi antar sesama manusia dengan sendirinya akan menggerus kebiasaan kebiasaan baik. Namun sebaliknya jika kita bangun relasi yang baik, akan meredusir kebiasaan yang buruk. Maka resolusi awal tahun untuk proyeksi masa depan tahun 2023, perlu kita kembangkan yaitu memberikan hadiah dan merayakan keberhasilan dan kebiasaan-kebiasaan baik kepada diri kita sendiri, dan orang-orang disekitar kita. Momen merayakan kemenangan besar, maupun kecil akan terus membangun kepercayaan diri. Selanjutnya ini menjadi dorongan untuk menggerakkan ke sasaran target yang lebih besar. Jangan segan untuk memberikan penghargaan, apresiasi, karena menjadi daya pendorong untuk membangun kesadaran baru dan kebiasaan baru yang memiliki dampak positif untuk maju dan bertumbuh. Jadikanlah setiap pengalaman sebagai ilmu dan setiap orang sebagai guru untuk menarik pelajaran untuk mengkoreksi kekurangan dan sekaligus membangkitkan semangat mengerjakan resolusi awal tahun ini. Tuhan akan selalu menyertai langkah-langkah kita, dan jangan lupa selalu melibatkanNya dalam tiap rencana untuk selaras dengan rancanganNya.
Quote:
“Jangan takabur, rancangan bisa gugur. Sebailiknya dengan tersungkur dan bersyukur kepadaNya, kebiasaan baik akan tumbuh subur dan capaian hidup akan lebih manjur”
Bobby Kertanegara Raih Penghargaan Google Indonesia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Bobby Kertanegara, kucing peliharaan dari Presiden Prabowo berhasil menya...