Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 11:10 WIB | Sabtu, 13 April 2024

Risiko Serangan Iran ke Israel, Harga Minyak Berayun Mendekati US$90

Model barel minyak cetak 3D terlihat di depan grafik stok yang ditampilkan turun dalam ilustrasi ini. (Foto milustrasi: dok. Reuters)

SATUHARAPAN.COM-Minyak mengurangi sebagian kenaikannya pada hari sebelumnya di tengah aktivitas yang berfluktuasi selama beberapa hari karena para pedagang terus mewaspadai potensi serangan terhadap Israel oleh Iran atau proksinya.

Brent berjangka menghapus kenaikan sebelumnya dan diperdagangkan turun 0,5 persen mendekati US$90. Dolar menguat, membuat komoditas yang dihargai dalam mata uang tersebut menjadi kurang menarik.

Menurut orang-orang yang mengetahui masalah ini, Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya yakin bahwa serangan akan segera terjadi, menyusul ancaman Iran untuk menyerang Israel sebagai pembalasan atas serangan terhadap kompleks diplomatik di Damaskus, Suriah pekan lalu.

Harga minyak naik sekitar 18 persen tahun ini karena ketegangan geopolitik dan pengurangan pasokan OPEC+ yang mendorong harga lebih tinggi. Namun, masih ada kendala berupa membengkaknya stok minyak mentah AS – yang kini berada pada level tertinggi sejak Juli – dan angka inflasi AS yang panas, yang mungkin menunda penurunan suku bunga Federal Reserve.

Banyak pedagang terkemuka dunia dan bank-bank Wall Street beralih ke arah bullish pada harga, dan beberapa di antara mereka melihat kemungkinan kembalinya harga acuan global ke US$100. Namun, Macquarie Group mengatakan Brent akan memasuki pasar yang bearish pada paruh kedua, dengan kemungkinan kenaikan baru-baru ini akan terjadi jika peristiwa geopolitik tidak menyebabkan gangguan pasokan yang sebenarnya.

“Risiko geopolitik terus berlanjut ketika AS memperingatkan Israel tentang serangan Iran yang akan segera terjadi,” kata Keshav Lohiya, pendiri konsultan Oilytics. “Pertanyaannya tetap apakah pasar akan kehilangan kesabaran dalam beberapa hari jika tidak ada yang terwujud.”

Pada hari Rabu (10/4), Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, mengulangi sumpahnya untuk membalas Israel atas serangan di Damaskus. Meski begitu, panglima angkatan laut baru-baru ini mengatakan bahwa negaranya memilih untuk tidak mengganggu Selat Hormuz, jalur perdagangan utama minyak Timur Tengah. (Bloomberg)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home