Loading...
EKONOMI
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 19:09 WIB | Kamis, 14 Januari 2016

Rupiah Kamis Sore Melemah Menjadi Rp 13.903

Ilustrasi. Anggota Sat Reskrim Polres Jombang malakukan penggrebekan pengedar uang palsu di Desa Plandi, Jombang, Jawa Timur, hari Rabu (9/12). Polisi menyita uang palsu senilai ratusan juta dalam bentuk rupiah pecahan Rp 50 ribu, Rp 100 ribu dan bentuk dolar pecahan 100 siap edar. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, hari Kamis (14/1) sore, bergerak melemah sebesar 68 poin menjadi Rp 13.903 dibandingkan posisi sebelumnya di Rp 13.835 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah kembali mengalami pelemahan di tengah sentimen harga komoditas yang cenderung negatif serta adanya ledakan bom di Jakarta," kata pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova di Jakarta, hari Kamis.

Rully Nova mengatakan bahwa harga komoditas, terutama minyak mentah dunia, masih menjadi salah satu sentimen negatif bagi mata uang di negara-negara berisiko, termasuk Indonesia.

Ia berharap Indonesia tidak lagi bergantung pada hasil komoditas dalam menopang perekonomian domestik.

Di sisi lain, lanjut dia, perekonomian Tiongkok yang masih melambat juga masih menjadi kekhawatiran pelaku pasar uang di Indonesia.

Meski sentimennya masih cenderung negatif, menurut Rully Nova, pelemahan nilai tukar rupiah lebih dalam terhadap dolar AS masih dapat ditahan melalui stabilitas fundamental ekonomi domestik.

Ia mengharapakan bahwa kebijakan Bank Indonesia yang memangkas tingkat suku bunga acuan (BI rate) dapat mendorong daya beli masyarakat meningkat sehingga membuat aktifitas ekonomi di dalam negeri naik.

RDG Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan BI Rate menjadi 7,25 persen dari sebelumnya 7,50 persen dengan suku bunga Deposit Facility 5,25 persen dan Lending Facility pada level 7,75 persen.

Sementara itu, Presiden Direktur Bahana TCW Investment Management Edward Lubis mengatakan bahwa nilai tukar rupiah terimbas perang mata uang dunia menyusul kebijakan bank sentral AS yang berpotensi melanjutkan kenaikan suku bunganya. Di sisi lain, bank sentral di Tiongkok, Jepang, dan Eropa memperlonggar stimulus moneter.

"Rupiah terimbas perang mata uang dunia. Dolar AS menguat sementara Tiongkok dan beberapa negara lain melemah, mau tidak mau mata uang negara ikutan melemah, kondisinya struktural," ujarnya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari Kamis (14/1) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp 13.877 dibandingkan hari sebelumnya di posisi Rp 13.861 per dolar AS. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home