Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 16:46 WIB | Kamis, 15 Oktober 2015

Rupiah Menguat karena Paket Kebijakan Direspons Positif

Menko Perekonomian, Darmin Nasution. (Foto: Dok. satuharapan.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan rupiah mulai menguat terhadap dolar Amerika Serikat dalam beberapa hari terakhir, karena para pelaku pasar merespons positif penerbitan tiga jilid paket kebijakan ekonomi.

"AS sudah tidak menaikkan suku bunga setelah dilakukan tiga atau empat kali rapat (FOMC), dulu tidak turun (pergerakan rupiahnya). Kenapa sekarang turun? itu karena ada faktor lain, yaitu kita membentuk keyakinan pasar," kata Darmin Nasution di Jakarta, hari Kamis (15/10).

Darmin menjelaskan kondisi global saat ini terbantu oleh belum membaiknya kondisi ekonomi di Amerika Serikat, sehingga menyebabkan dolar AS cenderung melemah terhadap mata uang negara-negara lainnya.

Namun, penerbitan paket kebijakan telah membentuk keyakinan pasar dan menimbulkan persepsi positif terhadap prospek ekonomi Indonesia, sehingga rupiah relatif menguat lebih baik dari kurs negara-negara berkembang yang lain.

"Kalau dolar melemah, banyak nilai tukar mata uang lain menguat. Tinggal siapa yang menguat lebih besar. Yang menguat lebih besar adalah negara yang menyiapkan diri untuk memperbaiki ekonominya. Kalau Anda menyiapkan diri, Anda bisa menguat lebih tinggi," katanya.

Menurut Darmin, meskipun rupiah terus menguat hingga berada pada kisaran Rp 13.300 per dolar AS, setelah dalam beberapa bulan terus-terusan terdepresiasi, rupiah masih belum sesuai dengan nilai fundamentalnya.

"Rupiah ini sudah bablas selama beberapa bulan, karena spekulasi macam-macam, euforia atau histeria. Sudah tidak karu-karuan. Sekarang ini sedang menuju balik. Saya tidak mau bilang berapanya. Intinya ini masih bergerak dalam sebulan dua bulan ini," katanya.

Darmin memproyeksikan kondisi penguatan rupiah ini terjadi hingga rapat Federal Open Market Commitee (FOMC) The Fed selanjutnya, yang menurut rencana berlangsung menjelang akhir tahun 2015.

"Sebelum akhir tahun akan ada rapat FOMC, bisa terjadi kenaikan tingkat bunga, bisa juga tidak. Dan biasanya menjelang rapat, dolar menguat. Ini situasi yang harus kita lalui. Yang penting tidak usah terlalu risau dan grogi. Yang penting kita kerja," katanya.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak menguat sebesar 338 poin menjadi Rp 13.278 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 13.616 per dolar AS. (Ant)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home