Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 08:12 WIB | Sabtu, 19 September 2015

Rusia Terbuka dengan Permintaan Suriah untuk Kirim Tentara

Pejuang dari Unit Perlindungan Rakyat (YPG) duduk di belakang kendaraan di permukiman al-Zohour di Kota Hasakeh, Suriah, pada 2 Agustus 2015, sepekan setelah pasukan Suriah dan gerilyawan Kurdi mengusir ISIS dari Hasakeh. (Foto: AFP)

MOSKOW, SATUHARAPAN.COM - Amerika Serikat dan militer Rusia hari Jumat (18/9) melakukan pembicaraan tingkat tinggi membahas peran mereka dalam konflik di Suriah, kata juru bicara Pentagon Peter Cook atas nama Menteri Luar Negeri John Kerry yang datang di Inggris untuk membahas krisis Suriah dengan Rusia.

Cook mengatakan Menteri Pertahanan AS Ash Carter dan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu berbicara melalui telepon. "Mereka berbicara tentang area di mana Amerika dan Rusia memiliki perspektif yang masih tumpang tindih dan area divergensi."
 
"Mereka sepakat untuk membahas lebih lanjut mekanisme deconfliction di Suriah dan kampanye kontra-ISIL (ISIS)," tambahnya.
 
Dalam istilah militer, "deconfliction" berarti tentara saingan akan saling berkoordinasi untuk menghindari pertemuan yang tidak disengaja diantara pasukan mereka.

Sementara itu Moskow mengatakan akan mempertimbangkan permintaan apa pun dari Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk mengirim tentara, saat Washington khawatir Rusia membangun kekuatan militernya di negara perang tersebut.

“Jika ada permintaan maka kami akan melakukan pembahasan dan evaluasi melalui kontak serta dialog bilateral,” ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dikutip kantor berita Rusia, RIA Novosti.

“Namun sulit untuk membicarakan hal ini secara hipotetis,” tambahnya.

Amerika Serikat mengatakan bahwa Rusia – salah satu sekutu terdekat Assad – telah mengirim tentara, unit artileri dan tank-tank ke Suriah secara diam-diam.

Moskow mengatakan mereka telah mengirim senjata ke Suriah sesuai dengan kontrak yang ada, namun membantah telah memperkuat pasukannya di negara itu.

Putin memberikan dukungan vital untuk Assad ketika terjadi pemberontakan terhadap rezimnya dan konflik itu dengan cepat berubah menjadi perang saudara brutal yang telah menewaskan 240.000 orang dan mengungsikan empat juta lainnya. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home