Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 19:00 WIB | Senin, 09 Januari 2017

Salah Urus, Sekolah Islam Terbesar Australia Terancam Tutup

Sekolah Islam Malek Fahd, mengoperasikan tiga sekolah di Sydney, terancam ditutup setelah pemerintah Persemakmuran menarik pendanaan sebesar Aus $ 19 juta. (Foto: J Bar/Wikimedia)

SYDNEY, SATUHARAPAN.COM - Sekolah Islam terbesar di Australia terancam ditutup karena salah urus keuangan, kegagalan tata kelola dan kepentingan pribadi oleh pengelolanya, Australian Federation of Islamic Councils (AFIC) .

Tokoh-tokoh komunitas Muslim Australia menyerukan kepada agar AFIC melepaskan diri dari Sekolah Islam Malek Fahd, sehingga sekolah itu dapat melanjutkan operasi. Seruan itu disampaikan melalui sebuah surat yang ditandatangani oleh lebih dari 40 tokoh terkemuka komunitas Muslim Australia.

Namun, Juru Bicara AFIC, Keysar Trad, kepada the Guardian mengatakan bahwa Dewan AFIC telah melakukan reformasi komprehensif dan organisasi tersebut akan tetap membantu mengelola Sekolah Islam Malek Fahd. Sekolah ini merupakan sekolah Islam terbesar di Australia dengan jumlah murid mencapai 2.500 orang.

Pekan lalu, Administrative Appeals Tribunal mengukuhkan keputusan pemerintahan Turnbull pada 2016 untuk menarik pendanaan Aus $ 19 juta m  untuk Malek Fahd setelah menemukan bahwa sekolah itu beroperasi sebagai organisasi "untuk-profit", setelah adanya perjanjian dengan AFIC.

Pemerintah Persemakmuran (Commonwealth) adalah penyandang dana terbesar di sekolah tersebut, dan penarikan uang pemerintah federal dapat memaksa tutupnya sekolah tersebut . Saat ini, Malek Fahd, yang beroperasi di tiga kampus di Sydney barat, memiliki lebih dari 2.500 siswa yang terdaftar dari TK sampai kelas 12.

Surat terbuka dari tokoh-tokoh Muslim mengatakan "AFIC tidak mewakili Muslim Australia", dan mengatakan bahwa federasi harus segera memutuskan hubungan dengan Malek Fahd sehingga siswa sekolah dapat melanjutkan pendidikan mereka.

"Komunitas Muslim Australia bersatu dengan masyarakat luas yang marah atas salah kelola keuangan, kegagalan tata kelola dan sejarah panjang mementingkan diri sendiri kepentingan oleh AFIC yang memicu penarikan dana (pemerintah)," kata surat itu.

"Kami berpendapat dan  sangat meyakini bahwa AFIC terus beroperasi sebagai sebuah kelopok orang-orang yang tidak demokratis dengan mengabaikan secara mencolok  kesejahteraan Muslim Australia. AFIC tidak mewakili kami," demikian surat itu.

Surat tersebut didukung beberapa ratus pendukung online.

Trad, bendahara AFIC, membantah tuduhan dan mengatakan  organisasi mereka memiliki proses demokrasi dimana anggotanya bisa mengajukan perubahan, dan bahwa petisi publik tersebut yang tidak membantu dan menyesatkan.

"Ini adalah sebuah organisasi yang telah berubah. Tujuh dari sembilan anggota dewan organisasi telah berubah ... sehingga tidak ada keraguan tentang komitmen mereka untuk proses yang adil dan transparan dan tepat. Ini adalah tubuh yang berbeda, tetapi orang-orang mengajukan petisi tampaknya tidak memahami reformasi yang telah dilakukan," kata dia.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home