Loading...
INSPIRASI
Penulis: Daniel Herry Iswanto 09:11 WIB | Sabtu, 05 Oktober 2013

Sang Penguasa dan Penentu Kehidupan

foto: www.gkj.or.id

SATUHARAPAN.COM – Di  dunia ini ada saja orang yang menganggap diri sebagai penguasa dan penentu kehidupan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.  Padahal, jelas Rasul Yakobus, tak seorang pun tahu apa yang akan terjadi besok karena kehidupan bagai uap, sebentar ada, lalu lenyap (lih. Yak. 4:14). Dalam suratnya itu, Yakobus juga mengecam orang yang memandang muka. Dia menegaskan: ”Bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat?” (Yak. 2:4).

Bukan manusia, ”Tuhan adalah Sang Penguasa dan Penentu Kehidupan”. Itulah tema Hari Pekabaran Injil Indonesia (HPII) dan Hari Perjamuan Kudus se-Dunia (HPKD) yang dirayakan Gereja-gereja anggota PGI pada Minggu, 6 Oktober 2013.

Sikap diskriminatif menjadikan manusia mengambil alih fungsi Tuhan dalam kehidupan. Bagi mereka yang memiliki jabatan, pengambilan keputusan akan sangat menentukan keberlangsungan kehidupan bersama. Penyalahgunaan wewenang jelas sangat merugikan. Penyalahgunakan jabatan dapat mengubah keputusan: ”kemenangan menjadi kekalahan, dan kekalahan menjadi kemenangan”.

Itulah yang terlihat dalam kasus penangkapan Akil Mochtar, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ketika sedang menerima suap. Penyuapan itu diduga terkait dengan sidang gugatan sengketa pilkada Gunung Mas, Kalimantan Tengah dan Lebak, Banten. Padahal, Mahkamah Konstitusi adalah benteng terakhir penegakkan hukum dan konstitusi di Indonesia yang keputusannya bersifat final—tidak ada lagi kesempatan banding. Dengan adanya lembaga ini, Indonesia dikenal sebagai negara nomokrasi (Kedaulatan Hukum/Konstitusi), selain demokrasi (Kedaulatan rakyat).

Sikap diskriminatif—apalagi jika berdasarkan uang—merupakan pelanggaran serius karena mengambil hak Allah sebagai Penguasa dan Penentu Kehidupan. Sejatinya, manusia hanyalah wakil Allah.

Dan perayaan perjamuan kudus hari ini juga memperlihatkan bagaimana semua orang sama di mata Tuhan—makan makanan yang sama dan minum minuman yang sama dan dari sumber yang sama. Sebab kasih Allah memang buat semua orang, tak ada diskriminasi.  

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home