Santri Indonesia ke Jepang Ketemu Warga Bisa Berbahasa Arab

JAKARTA,SATUHARAPAN.COM – Pesantren-pesantren terpilih di Indonesia diundang ke Jepang selama 10 hari sejak tanggal 12 Oktober lalu, mereka diundang ke sana dengan tujuan pertukaran informasi dan pengalaman sebagai studi banding antara Indonesia dan Jepang, membangun kerja sama antara Jepang dan Indonesia dalam hal budaya, acara tersebut di gelar di hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Kamis (22/10).

Konselor Kedutaan Jepang Bagian Politik untuk Indonesia, Takonai, mengatakan bahwa Indonesia telah membangun kerja sama seperti ini selama 10 tahun.

Dalam acara itu, para santri mengisahkan pengalaman yang mereka dapat selama di Jepang. Mereka berangkat dari Indonesia menuju Tokyo, di Tokyo para peserta menginap selama tiga hari, lalu berangkat ke Hiroshima, Nara, Kobe, dan Osaka. Mengunjungi sekolah-sekolah, SD, SMP, SMA, universitas dan berbagai tempat bersejarah seperti Hiro, atau museum perdamaian dan monumen di Hiroshima yang dulu pernah terkena serangan bom.

Pada Kamis peserta kembali ke Indonesia. Saiful Imam dari UIN Syarif Hidayatullah menyampaikan bahwa, para peserta syok pada hari pertama karena perbedaan budaya, namun banyak hikmah yang dapat diambil dari sana, dan dia juga menyampaikan bahwa baik acara ini dilangsungkan setiap tahunnya.

Din Wahid,  pemimpin rombongan, mengisahkan bahwa mereka mengunjungi lima sekolah dan satu universitas di Kanda, Jepang. Ia merasa bahwa selama ini orang Indonesia mengetahui Jepang hanya dari produk-produk Jepang yang ada di Indonesia.

Di sana mereka juga mengunjungi sekolah SMK Hortikultura di Roko, guru-guru di sana menginginkan kerja sama dengan pesantren di bidang pertanian, di sana mereka juga berbincang dengan orang-orang Jepang yang mampu berbahasa Arab.

Kepulangan para peserta yang ikut di Jepang pada Kamis, merupakan hari yang bertepatan dengan hari Santri Nasional.

Editor : Bayu Probo