Loading...
INDONESIA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 15:01 WIB | Jumat, 15 Agustus 2014

Semoga Air Mata SBY Jujur

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama dengan Ani Yudhoyono serta Wakil Presiden Boediono bersama istri saat foto bersama usai berpidato dalam rangka menyambut HUT RI ke-69 tahun di Ruang Sidang Nusantara II Gedung DPR RI. (Foto: Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Effendi Simbolon mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terlihat terbata-bata saat mengucapkan selamat pada Presiden Terpilih Joko Widodo, dalam Pidato Kenegaraan di Gedung DPR/MPR/DPD RI, Jumat (15/8). 

Menurut Effendi Simbolon, mungkin Presiden SBY meneteskan air mata. Ia pun berharap agar air mata itu merupakan kejujuran dari sosok yang telah menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia sejak 2004 itu.  

“Secara eksplisit beliau mengucapkan selamat pada Presiden Republik Indonesia Terpilih berdasarkan keputusan KPU. Itu benar, karena kita semua masih menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi (MK). Kita harus mengapresiasi tersebut, tadi Presiden SBY pun menyampaikan dengan terbata-bata. Bila dilihat dari kamera, mungkin akan terlihat ada air mata, semoga itu air mata yang jujur,” ucap Effendi saat dijumpai usai menghadiri Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia, di Gedung DPR/MPR/DPD Republik Indonesia, Jumat (15/8).

“Pada Jumat (22/8) mendatang, MK akan memutus dan mengesahkan pasangan yang menjadi presiden dan wakil presiden Republik Indonesia periode 2014-2019,” Effendi menambahkan.

Politisi PDIP itupun mengaku terharu dan bangga pada Presiden SBY yang berhasil menjalankan mandat rakyat sebagai Presiden Indonesia Republik Indonesia secara utuh, selama dua periode.

“Tadi kita mendengar pidato Presiden SBY, saya pribadi terharu, saya pribadi bangga pada Susilo Bambang Yudhoyono yang utuh selama dua periode sepuluh tahun melaksanakan mandat rakyat sebagai Presiden Republik Indonesia. Semoga menjadi contoh bagi kepemimpinan bangsa Indonesia mendatang,” kata Effendi.

Selanjutnya, Effendi juga mengatakan penyampaian Presiden SBY perihal prestasinya selama sepuluh tahun merupakan hal wajar. Karena menurut pandangannya, media kini tidak memiliki ruang untuk menyampaikan pada masyarakat hal tersebut.

“Presiden SBY juga menyampaikan hal-hal terkait prestasi beliau selama menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Itu sah-sah saja, karena siapa lagi yang mau mereportase hal itu, media tak punya ruang menyampaikan itu, jadi itu perlu diapresiasi,” ucap sosok yang pernah mencalonkan diri sebagai Gubernur Sumatera Utara pada tahun 2013 itu.

Effendi pun mengatakan harapan Presiden SBY untuk terus mengakkan demokrasi, menjujung tinggi nilai humanis, serta gotong royong, agar dapat ditindaklanjuti.

Senjang dengan Realita

Senada dengan Effendi, Anggota Komisi VIII DPR RI, Jazuli Juwaini menyampaikan pidato Presiden SBY dalam menyambut hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke-69 bagus.

Meski demikian, ia berharap agar pidato Presiden SBY tidak senjang dengan realita yang ada di tengah masyarakat Indonesia.

“Tadi kita sudah dengar pidato Presiden SBY, dari sisi pidato cukup bagus. Tapi pidato yang disampaikan seharusnya tidak senjang dengan realita di tengah masyarakat,” ucap Jazuli.

Menurutnya, kemerdekaan harus dirasakan dengan makna sesungguhnya. Pencapaian baik, harus diapresiasi dalam perjalanan bangsa, demikian juga dengan pembangunan nan berlangsung di Republik Indonesia pada setiap kepemimpinan presiden. Akan tetapi jangan merasa puas, karena masih banyak yang harus diselesaikan Indonesia pada masa yang akan datang.

“Banyak pekerjaan rumah bagi Presiden Republik Indonesia mendatang. Kemiskinan sudah menurun, tapi angkanya masih cukup besar, lalu anggaran pendidikan sudah cukup tinggi, tapi angka yang belum sekolah pun cukup besar,” kata Jazuli.

Bagi politisi PKS itu, kemerdekaan Indonesia selama 69 tahun ini bisa menghasilkan pendidikan murah dan akses pendidikan mudah bagi rakyat. Rakyat pun harus mendapat pelayanan kesehatan mudah.

“Bukan sekedar norma mereka dapat jaminan, akses, dan permodalan, tapi kita ingin realita di masyarakat sesuai dengan yang disampaikan Presiden SBY tadi,” tutup dia.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home