Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 12:38 WIB | Senin, 14 Maret 2016

Serangan Bom di Turki, 34 Tewas, 125 Luka

Serangan bom mobil di halte bus di Ankara, ibu kota Turki, hari Minggu (13/3), menewaskan 34 orang dan melukai 125 lainnya. (Foto: dari Anadolu)

ANKARA, SATUHARAPAN.COM – Sedikitnya 34 tewas, dan 125 orang terluka akibat ledakan di ibu kota Turki, Ankara, hari Minggu (13/3), kata Menteri Kesehatan Turki, Mehmet Müezzinoğlu. Serangan itu dilakukan dengan mobil bermuatan bom, kata Menteri Dalam Negeri, Efkan Ala.

Sebanyak 30 orang tewas di tempat kejadian, dan empat lainnya dalam perjalanan ke rumah sakit. Müezzinoğlu menyebutkan bahwa satu atau dua dari korban adalah penyerang. Sedangkan 19 orang dalam kondisi kritis.

Ala, hari Senin (14/4) menjelaskan tentyang serangan bom itu. Warga di kawasan itu dievakuasi untuk tindakan pencegahan terhadap kemungkinan serangan kedua, katany seperti dikutip harian Turki, Hurriyet.

Serangan terjadi di mada terdapat 10 halte bus. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, di Istanbul. Menurut sumber kepresidenan. Erdogan mengutuk serangan itu dalam sebuah pernyataan tertulis. Dia mengatakan, "Turki telah menjadi target serangan teror karena ketidakstabilan di kawasan ini."

Peringatan AS

Turki akan melanjutkan perlawanan terhadap terorisme, katanya.  "Serangan teror  berniat menargetkan integritas, persatuan Turki, dan solidaritas rakyat kita. Hal itu tidak menyurutkan niat kita melawan teror, tetapi lebih meningkat lagi," tambahnya.

Sementara itu, Hurriyet menyebutkan bahwa radio dan Televisi Dewan Tertinggi Turki (RTÜK) melarang penyiaran gambar kejadian dan korban.

Sebelumnya, Amerika Serikat memperingatkan warganya dalam sebuah pernyataan 11 Maret tentang kemungkinan serangan teror di Ankara.

"Kedutaan AS menginformasikan warga AS bahwa ada informasi mengenai rencana serangan teroris pada gedung-gedung pemerintah Turki dan perumahan yang terletak di daerah Bahçelievler di Ankara. Warga AS diminta menghindari daerah ini," kata pernyataan itu.

Dalam sebuah pernyataan setelah serangan itu, kedutaan AS mengatakan bermber informasi  peringatan itu dari  otoritas Turki dan merupakan prosedur rutin.

Serangan di Ibu Kota

Serangan ini merupakan yang terbesar ketiga yang terjadi di ibu kota Turki sejak Oktober 2015. Diduga serangan dilakukan oleh jihadis Negara Islam Irak dan Suriash (NIIS). Kelompok yang juga dikenal sebagai ISIS atau Daesh juga membom kawasan di dekat Stasiun Kereta Api Ankara yang menewaskan 103 orang pada 10 Oktober 2015.

Empat bulan kemudian, serangan bom mobil bunuh diri menargetkan angkutan militer di ibu kota pada 17 Februari, menewaskan sedikitnya 29 orang dan melukai 81 lainnya.

Akibat serangan ini, Turki akan mengembangkan pendekatan dfan mekanisme  keamanan baru di ibu kota Ankara, kata Perdana Menteri, Ahmet Davutoglu. "Setiap provinsi membutuhkan keamanan khusus," katanya.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home