Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 14:50 WIB | Rabu, 02 April 2014

Setelah Misteri MH370, Dikembangkan Sistem Informasi Penerbangan Real Time

Menteri Komunikasi dan Multimedia Malaysia, Ahmad Shabery Cheek, pada pertemuan ITU di Dubai. (Foto: ITU)

DUBAI, SATUHARAPAN.COM - Akibat hilangnya pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH370 secara misterius dan pencarian yang terus dilakukan, International Telecommunications Union (ITU) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) berkomitmen untuk membangun sistem komunikasi penerbangan yang real time. Hal itu terkait teknologi baru untuk membantu meningkatkan komunikasi dari model kotak hitam yang telah 50 tahun digunakan.

"Kita harus memastikan pesawat dapat dilacak secara real time, sehingga kecelakaan yang belum pernah terjadi dan tragis ini tidak terjadi lagi. ITU berkomitmen untuk bekerja sesuai standar yang akan menggunakan banyak data dari komputer," kata Sekretaris Jenderal ITU, Hamadoun Toure, pada Konferensi Dunia Pengembangan Telekomunikasi ITU di Dubai.

Gagasan itu muncul setelah ditolaknya permintaan untuk bantuan badan PBB dari Menteri Malaysia untuk Komunikasi dan Multimedia, Ahmad Shabery Cheek, yang mengatakan bahwa dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (ICT), "kita harus bisa mengambil dan menganalisa (data penerbangan) tanpa harus mencari kotak hitam."

Dia menambahkan, “Saya mendesak ITU untuk bekerja dengan industri untuk mengembangkan cara yang lebih baik untuk terus memantau... apa yang terjadi di kokpit... Saya percaya perubahan sederhana ini mungkin membawa hasil yang berbeda pada hari ini."

Sebuah operasi pencarian multinasional sedang berlangsung untuk menemukan pesawat MH 370, yang membawa 239 penumpang ketika menghilang pada 8 Maret dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing. Tim pencari bekerja dengan Pemerintah Malaysia untuk menemukan kotak hitam yang berisi data penerbangan sebelum baterai habis.

Menurut ITU, semua penerbangan komersial dan pesawat perusahaan diharuskan untuk menginstal dan menggunakan kotak hitam untuk melacak sejumlah parameter penerbangan. Alat perekam data penerbangan (FDR) dirancang untuk merekam data operasi dari sistem pesawat, termasuk ketinggian, tekanan dan kecepatan udara, percepatan vertikal, pos magnetik dan posisi sistem kontrol.

Perekam suara kokpit atau CVRs merekam apa yang dikatakan awak pesawat dan memonitor semua suara yang terjadi dalam kokpit. Peralatan ini menyediakan bagi peneliti sejumlah petunjuk penting tentang penyebab kecelakaan.

"ITU akan mengundang penerbang, produsen pesawat, operator satelit, dan maskapai penerbangan untuk bekerja pada standar baru untuk melacak pesawat secara real time," kata Malcolm Johnson, Direktur Biro Standardisasi ITU.

"Kami berbagi kekhawatiran yang diungkapkan oleh Menteri Ahmad Shabery Cheek dan akan mengambil langkah-langkah untuk segera mengatasi situasi ini," kata Johnson. (un.org)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home