Loading...
MEDIA
Penulis: Sabar Subekti 20:03 WIB | Selasa, 29 November 2016

Sudan Sita Terbitan 4 Surat Kabar

Presiden Sudan, Omar Hassan Al-Bashir. (Foto: Ist)

KARTHOUM, SATUHARAPAN.COM-Agen keamanan Sudan menyita semua terbitan dari empat surat kabar independen pada hari Selasa (29/11), setelah mereka selama tiga hari terjadi pemogokan yang diserukan oleh oposisi terkait kebijakan ekonomi memotong subsidi minyak, kata stafnya.

Ketidakpusan telah meningkat selama beberapa pekan di Sudan akibat pemotongan subsidi yang menyebabkan naiknya harga barang-barang kebutuhan. Kelompok oposisi menyerukan pemogokan nasional sejak hari Minggu (27/11).

Pemogokan terjadi, meskipun belasan pemimpin oposisi ditangkap, dan otoritas berusaha mencegah kerusuhan mematikan terulang kembali seperti kejadian aksi sebelumnya dalam pemotongan subsidi pada tahun 2013.

Anggota intelijen nasional menyita semua cetakan dari surat kabar Al-Tayyar, Al-Jadida, Al-Ayyam, dan Al-Youm Al-Tali, semalam tanpa memberi tahu alasannya, kata staf yang dikutip AFP.

Pada pukul 02.200 seorang perugas keamanan datang dan memerintahkan agar mesin cetak berhenti mencentak, kata pemimpin redaksi Al-Tayyar, Orman Mirgani.

‘’Dia menyita seluruh cetakan tanpa memberi apalsan apapun,’’ katanya. Al-Tayyar telah menghadapi aksi serupa di masa lalu atas serangan yang meluas. Hari Senin surat kabar tersebut membuat judul berita: ‘’Hari Yang Luar Biasa di Khartoum.’’

Sementara itu, editor Al-Jadida tengah mempertimbangkan apakah akan tetap terbit pada rai Rabu besok, setelah terbitan hari Selasa disita. ‘’Ini kerugian besar, karena kami harus membayar biasa cetak dan kehilangan pendapatan iklan,’’ kata editornya, Ashaf Abdelaziz.

Pada hari Minggu, jalan-jalan di Khartoum sepi, meskipun hari itu adalah awal pekan kerja di Sudan. Banyak pengemudi bus mogok bekerja dan rakyat tinggal di rumah, karena takut terjadi bentrokan antara aparat keamanan dan massa yang mogok. Namun hari Senin  dan Selasa layanan bus kembali normal, menurut AFP.

Sebelumnya stasiun televisi swasta, Omdurman, juga telah diperintahkan untuk tidak siaran, sebagai bagian dari upaya pemerintah menekan kelompok yang kritis terhadap pemerintah, dan media menjadi target serangan.

Sudan merupakan negara yang berada pada peringkat rendah dalam kebebasan pers yang dilaporkan lembaga internasional.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home