Loading...
MEDIA
Penulis: Sabar Subekti 16:35 WIB | Senin, 28 November 2016

Sudan Tutup Televisi Swasta Yang Kritis

Presiden Sudan, Omar Hassan Al-Bashir. (Foto: Ist)

KHARTHOUM, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Sudan memerintahkan sebuah stasiun televisi swasta yang populer untuk menghentikan siaran, pada hari Minggu (27/11), kata pemilik televisi itu. Perintah itu terjadi di tengah upaya pemerintah menindak keras terhadap kelompok yang berbeda pendapat dan kritis atas tindakan penghematan yang dilakukan.

Salah satu dari saluran televsi independen yang ditutup adalah Omdurman. Pemerintah memberitahu agar televisi itu menghentikan siara pada hari Minggu dengan alasan tidak memiliki izi yang benar, kata Hussein Khogali, pemilik stsiun televisi itu kepada Reuters.

‘’Ini tidak benar, karena kami telah bekerja secara legal non stop selama enam tahun terakhir,’’ katanya. Stasiun televisi itu belakangan ini termasuk yang kritis terhadap langkah-langkah penghematan anggaran oleh mereintah.

Tujuan menghentikan siaran itu adalah untuk membungkam perbedaan pendapat. ‘’Dan kami akan mengambil sejumlah langkah hukum untuk melindungi hak-hak kami,’’ kata Khogali.

Ekonomi Sudan mengalami kemerosotan tajam sejak Sudan Selatan memisahkan diri pada tahun 2011. Itu berarti Sudan kehilangan tiga per empat produksi minyak negara itu, yang merupakan sumber utama devisa asing dan pendapatan negara.

Pemerintah berupaya untuk memotong anggaran pengeluaran dan mengumumkan langkah-langkah pengematan. Untuk itu pemerintah mengurangi subsidi bahan bakar dan listrik serta membatasi impor.

Warga di sejumlah kota, termasuk Khartoum menggelar demonstrasi  memprotes kebijakan itu di tengah meningkatnya harga barang-barang kebutuhan, tumbuhnya pasar gelap dan menurunnya mata uang Sudan.

Pound Sudan merosot teredah yang belum pernah terjadi sebelumnya menjadi 18 pound untuk satu dolar Amerika Serikat. Padahal sebelumnya berada pada kisaran 6,4 pound Sudan. Penurunan nilai tukar mata uangnya terjadi sejak 2015.

Tindakan keras pemerintah juga dilakukan dengan menangkap empat tokoh oposisi terkemuka, termasuk politisi senior, Sadiq Youssef. Dia adalah pemimpin koalisi politik terbesar yang menentang Presiden Omar Hassan Al-Bashir.

Pada hari Minggu (27/11) partai oposisi dan aktivis menyerukan protes pemogokan melawan kebijakan ekonomi pemerintah, namun banyak warga yang tidak ikut.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home