Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 10:56 WIB | Minggu, 02 April 2023

Taliban Tutup Radio Perempuan, Tuduh Memutar Musik di Bulan Ramadhan

Para perempuan Afghanistan melakukan protes menuntut atas hak mereka untuk memperingati Hari Perempuan Internasional, di Kabul pada 8 Maret 2023. (Foto: dok. AFP)

KABUL, SATUHARAPAN.COM-Sebuah stasiun radio yang dikelola perempuan di timur laut Afghanistan telah ditutup karena memutar musik selama bulan suci Ramadhan, kata seorang pejabat Taliban, hari Sabtu (1/4).

“Sadai Banowan”, yang berarti suara perempuan dalam bahasa Dari, adalah satu-satunya stasiun radio yang dikelola perempuan di Afghanistan dan dimulai 10 tahun lalu. Ini memiliki delapan staf, enam di antara mereka perempuan.

Moezuddin Ahmadi, direktur Informasi dan Kebudayaan di Provinsi Badakhshan, mengatakan stasiun tersebut melanggar "hukum dan peraturan Imarah Islam" beberapa kali dengan menyiarkan lagu dan musik selama Ramadhan dan ditutup karena pelanggaran tersebut.

“Jika stasiun radio ini menerima kebijakan Imarah Islam Afghanistan dan memberikan jaminan tidak akan terulang lagi, kami akan mengizinkannya untuk beroperasi kembali,” kata Ahmadi.

Kepala stasiun, Najia Sorosh, membantah adanya pelanggaran, dengan mengatakan penutupan tidak perlu dan menyebutnya sebagai konspirasi. Taliban "memberi tahu kami bahwa Anda telah menyiarkan musik. Kami belum menyiarkan musik apa pun," katanya.

Sorosh mengatakan pada pukul 11:40 pada hari Kamis (30/3) perwakilan dari Kementerian Informasi dan Kebudayaan dan Direktorat Wakil dan Kebajikan tiba di stasiun dan mematikannya. Dia mengatakan staf stasiun telah dihubungi, tetapi pejabat di sana mengatakan mereka tidak memiliki informasi tambahan tentang penutupan tersebut.

Banyak jurnalis kehilangan pekerjaan setelah pengambilalihan Taliban pada Agustus 2021. Outlet media ditutup karena kekurangan dana atau karena staf meninggalkan negara itu, menurut Asosiasi Jurnalis Independen Afghanistan.

Taliban telah melarang perempuan dari sebagian besar pekerjaan dan pendidikan di luar kelas enam, termasuk universitas. Tidak ada larangan resmi untuk musik. Selama pemerintahan mereka sebelumnya pada akhir 1990-an, Taliban melarang sebagian besar televisi, radio, dan surat kabar di negara itu. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home