Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Kartika Virgianti 18:37 WIB | Rabu, 08 Januari 2014

Terminal Lebak Bulus Tunda Ditutup, Pedagang Tetap Minta Lahan di Jaksel

Pedagang Terminal Lebak Bulus konsisten meminta pemerintah berikan relokasi di wilayah Jakarta Selatan. (Foto: Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Perihal penutupan Terminal Lebak Bulus terutama untuk operasional bus AKAP (antar kota antar provinsi), Jakarta Selatan, terkait pembangunan MRT (mass rapid transit) bukan hanya mengalami penolakan dari perusahaan bus, tetapi juga para pedagang. Para pedagang tetap memohon Pemprov agar tidak menutup sumber mata pencaharian mereka.

“Ini adalah masalah perut, walaupun dari tahun 2011 sudah disosialisasikan, tapi kalau cuma bicara saja untuk apa, kita butuh solusi, kalau kami harus pindah, ya tolonglah pemerintah carikan kami tempat di wilayah kami,” kata Ambar Ketua Pedagang Terminal Lebak Bulus, Rabu (8/1) di terminal Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Ambar menjelaskan bahwa para pedagang di Terminal Lebak Bulus selalu melakukan kewajiban mereka, yaitu membayar uang retribusi kepada UPT (Unit Pelaksana Teknis) yang besarannya berbeda-beda antara Rp 200.000-1.400.000, di mana jumlah seluruh pedagang di Terminal Lebak Bulus ini ada sekitar 300-an orang.

Kepala Dinas Perhubungan, Udar Pristono dalam konferensi pers terkait penutupan Terminal Lebak Bulus pada Jumat (3/1), bahwa pemindahan operasi bus AKAP dengan tujuan trayek Pulau Jawa (Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, D.I. Yogyakarta) akan direlokasi ke Terminal Kampung Rambutan, trayek Pulau Sumatera dan Provinsi Banten direlokasi ke Terminal Kalideres, trayek tujuan Pulau Bali dan Nusa Tenggara akan direlokasi ke Terminal Pulogadung.

Jono, Ketua Paguyuban Angkutan Umum mengaku bangga akan keberadaan Terminal Lebak Bulus selama ini karena dia anggap baik dari segi keamanan, kebersihan dan keteraturannya. Menurut dia, hal tersebut tidak mungkin ada di sana jika tidak ada kerjasama antara berbagai pihak yang ada di Terminal Lebak Bulus.

Namun semua upaya bersama tersebut, ungkap Jono, seharusnya pemerintah tidak merelokasi ke wilayah yang bukan Jakarta Selatan, karena menurut dia bisa terjadi bentrok antar pedagang juga. Selain itu, baik sopir bus, angkutan umum, maupun pedagang selalu saling membutuhkan.

 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home