Loading...
SAINS
Penulis: Sotyati 11:48 WIB | Sabtu, 12 Maret 2016

Tumor Kanker Payudara Menyusut "Drastis" dalam 11 Hari

Ilustrasi: aktris Angelina Jolie (kanan) memerangi kanker payudara dengan jalan operasi pengangkatan payudara, demi dapat mendampingi anak-anaknya. (Foto: Dok satuharapan.com/BBC)

LONDON, SATUHARAPAN.COM - Sepasang obat bisa secara dramatis mengecilkan dan menghilangkan kanker payudara hanya dalam 11 hari, menurut penelitian dokter di Inggris.

Menurut mereka, temuan "mengejutkan" yang dilaporkan dalam Konferensi Kanker Payudara Eropa bisa berarti tak semua perempuan penderita kanker harus menjalani kemoterapi.

Obat yang diujikan pada 257 perempuan itu, seperti dilaporkan bbc.com 11Maret, menargetkan kelemahan spesifik yang ditemukan dalam satu dari 10 kanker payudara.

Pakar mengatakan temuan itu adalah "langkah pendukung" untuk perawatan kanker yang bisa disesuaikan.

Dokter yang melakukan penelitian berusaha menyelidiki bagaimana obat mengubah kanker dalam waktu singkat dari sejak masa diagnosa sampai operasi pengangkatan.

Namun, ketika dokter bedah akan mengoperasi, tak ada lagi tanda-tanda kanker pada beberapa pasien.

Profesor Judith Bliss dari Institut Penelitian Kanker di London mengatakan bahwa dampaknya "dramatis".

Kepada situs berita BBC, dia mengatakan, "Kami sangat terkejut dengan temuan ini karena ini adalah uji jangka pendek."

Obat tersebut adalah lapatinib dan trastuzumab, yang sering dikenal dengan nama Herceptin.

Keduanya menyasar HER2 - protein yang mendorong pertumbuhan pada kanker payudara beberapa perempuan.

Penelitian tersebut juga berlangsung di beberapa rumah sakit di Manchester pada perempuan dengan tumor antara 1 sampai 3cm.

Dalam waktu kurang dari dua minggu, kanker tersebut hilang sepenuhnya dalam 11 persen kasus dan dalam 17 persen kasus lainnya, mengecil menjadi kurang dari 5mm.

Bliss percaya bahwa temuan ini nantinya bisa berarti bahwa sebagian perempuan tak membutuhkan kemoterapi.

Namun, temuan ini butuh penelitian lebih lanjut karena kanker HER2 positif punya risiko lebih tinggi untuk muncul lagi.

Profesor Arnie Purushotham dari Penelitian Kanker Inggris mengatakan, "Hasil-hasil ini sangat menjanjikan jika terus bertahan, dan bisa menjadi langkah awal untuk menemukan cara baru menangani kanker payudara HER2 positif."

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home