Loading...
SAINS
Penulis: Reporter Satuharapan 11:35 WIB | Rabu, 24 Oktober 2018

UK Petra Ajak Kenali Keunikan Keruangan di Surabaya Lewat PAAU 2018

Ilustrasi. Kampung Ketandan di kawasan Tunjungan, Surabaya, denngan keunikan arsitekturnya menjadi studi dalam lokakarya Platform for Asian Architecture and Urbanism (PAAU) yang diadakan Program Studi Arsitektur Universitas Kristen Petra Surabaya, penggal pertengahan Oktober 2018. (Foto: Antara Jatim)

SURABAYA, SATUHARAPAN.COM – Program Studi Arsitektur Universitas Kristen Petra (UK Petra) menjadi tuan rumah acara Platform for Asian Architecture and Urbanism (PAAU) pada 11-15 Oktober 2018. PAAU merupakan lokakarya (workshop) tahunan internasional yang diikuti beberapa universitas dan tahun ini menginjak penyelenggaraan yang ke-6.

Pada acara kali ini, peserta diajak berkunjung ke kampung-kampung di Surabaya dan Gresik. “Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa dan dosen program studi arsitektur, urban design, dan planologi dari tujuh universitas di Asia,” ujar Rully Damayanti ST MArt PhD, koordinator kegiatan PAAU, seperti dilansir situs resmi petra.ac.id, 24 Oktober 2018.

PAAU 2018 mengangkat tema “Embedding Fluidity”. Peserta diajak memahami ruang kampung yang berbeda dengan ruang perkotaan yang modern. Memahami ruang kampung adalah sesuatu yang sangat dinamis dan mudah berubah-ubah, hampir semua negara Asia memiliki isu serupa.

Melalui kegiatan itu Rully ingin mengajak sesama warga Asia untuk mengenal keunikan ruang kampung tersebut. Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan ini adalah supaya mahasiswa dapat menghasilkan suatu karya arsitektur yang menjawab kebutuhan warga, sedangkan bagi dosen supaya mendapatkan pemahaman tentang filosofi ruang yang berbeda dari teori Barat.

Peserta program ini, 98 peserta, berasal dari beberapa universitas ternama, di antaranya Silpakorn University Thailand, Kunming University China, KRVIA Mumbai India, Tunghai University Taiwan, Taylors University Malaysia, UTAR Malaysia, dan UK Petra. Peserta dibagi dalam lima kelompok besar yang didampingi dosen, supaya dapat berdiskusi untuk menghasilkan ide desain dan produk arsitektural dari berbagai kampung yang dikunjungi.

Pada hari pertama peserta diajak mengunjungi Kampung Ketandan dan Kampung Kebangsren, Tunjungan, Surabaya, untuk melakukan identifikasi fenomena fisik atau sosial kampung tersebut. Dengan berjalan kaki menyusuri kampung, peserta diajak mengamati keunikan arsitektur di kampung itu.

Setelah berkeliling, peserta berkumpul di pendopo untuk mendengarkan penjelasan dan berdiskusi mengenai kampung tersebut. “Kita ingin menunjukkan bahwa kampung di Indonesia punya keunikan, kehidupan sosial yang ramah, bersih, dan teratur,” Rully menjelaskan.

Jason Yap, mahasiswa UTAR Malaysia, menyatakan baru pertama kali berkunjung ke Indonesia. Setelah mengunjungi Kampung Ketandan, ia menyatakan kampung itu sangat rapi dan bersih. “Kampung di sini hampir sama dengan kampung di Malaysia, hanya saja di sini lebih rapi dan bersih,” ujar Jason.

Pada hari kedua, peserta diajak ke Gresik, mengunjungi Kampung Kemasan dan Omah Damar. Mereka belajar mengenai Damar Kurung dan produk kemasan. Pada hari ketiga peserta diajak mengunjungi Kampung Ampel di Surabaya. Kampung Kemasan, Omah Damar di Gresik, serta Kampung Ampel di Surabaya dipilih karena kuat dalam budaya dan religi, serta memiliki nilai jual.

Keesokan harinya, peserta diajak berjalan di Car Free Day di Surabaya. Karena tidak semua negara memiliki program Car Free Day, hal itu akan menjadi pengalaman unik bagi peserta. Pada hari terakhir, peserta melakukan presentasi dan pameran karya yang telah mereka selesaikan selama workshop. (petra.ac.id)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home