UNHCR: Tahun Ini Rekor Perpindahan Massal Sejak PD II
November, UNHCR Kampanye untuk masalah manusia tanpa kewarganegaraan.
JENEWA, SATUHARAPAN.COM – (UNHCR) – Komisi Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) melaporkan bahwa tahun ini telah terjadi lonjakan drastis perpindahan massal manusia akibat perang dan konflik. Hingga Juni 2014 tercatat 51.200.000 orang di seluruh dunia dipaksa meninggalkan rumah, dan meruipakan angka yang belum pernah terjadi sejak Perang Dunia II.
Komisaris Tinggi UNHCR, António Guterres, dalam pertemuan tahunan di Jenewa, Selasa (30/9) memperingatkan bahwa sistem kemanusiaan global telah menghadapi bahaya dan kewalahan akibat krisis terbaru di Timur Tengah dan Afrika. Sementara sejumlah konflik belum diselesaikan, seperti di Afghanistan, Republik Demokratik Kongo, Somalia dan tempat lain.
Guterres juga mengemukakan bahwa pertumbuhan dana kemanusiaan global telah mencapai rekor tertinggi pada 2013 sebesar US$ 22 miliar, namun tidak sesuai dengan cepatnya pertumbuhan kebutuhan.
"Krisis Suriah, konflik baru di Republik Afrika Tengah, Sudan Selatan, Ukraina dan Irak telah menyebabkan penderitaan yang mengerikan dan perpindahan besar-besaran," kata dia.
"Tetapi dengan setiap krisis baru, kita lebih dekat ke batas kemampuan yang bisa kita lakukan, dan kami jelas tidak lagi bisa melakukan dengan memadai," kata dia.
Dalam 12 bulan terakhir, UNHCR dan mitra-mitranya telah berjuang menghadapi lima krisis kemanusiaan besar-besaran, yang di PP dikenal sebagai darurat level 3.
Tanpa Kewarganegaraan
Pada pertemuan itu Guterres juga berbicara tentang tantangan UNHCR selama tahun mendatang terkait tahun 2014 iniadalah 60 Konvensi yang berkaitan dengan Status Tanpa Kewarganegaraan yang dikeluarkan pada 1954.
Pada November mendatang, UNHCR berencana meluncurkan kampanye global yang bertujuan untuk memberantas masalah tanpa kewarganegaraan dalam waktu 10 tahun.
Sekarang ini ada puluhan ribu orang yang melarikan diri dengan perahu , termasuk di Mediterania, Teluk Bengal dan Teluk Aden, yang memerlukan perlindungan dan menjadi prioritas mendesak.
Menurut dia, lebih penting untuk membantu setengah dari pengungsi dunia yang berada di bawah 18 tahun. Hal itu juga untuk mengatasi masalah dalam memerangi kekerasan seksual dan berbasis jender.
BKSDA Titipkan 80 Buaya di Penangkaran Cianjur
CIANJUR, SATUHARAPAN.COM - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah I Bogor, mengakui 80 ek...