Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 08:07 WIB | Sabtu, 13 Agustus 2022

Upaya Pembunuhan Salman Rushdi dan Peritiwa Terkait Novel "Ayat-ayat Setan”

Penulis Salman Rushdie dibawa ke helikopter setelah dia ditikam di atas panggung di New York, Jumat, 12 Agustus 2022. (Foto: Reuters)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Novelis kelahiran India, Salman Rushdie, yang diserang di panggung kuliah di New York pada hari Jumat (12/8), menghabiskan bertahun-tahun bersembunyi setelah ada perintah pembunuhan terhadapnya oleh Iran pada tahun 1989 karena tulisannya.

Berikut ini adalah beberapa peristiwa penting yang terkait fatwa kematian yang dikeluarkan oleh Ayatollah Ruhollah Khomeini, pemimpin tertinggi Iran setelah penerbitan novel Rushdie tahun 1988 “The Satanic Verses,”yang Khomeini anggap menghujat Islam.

12 Februari 1989:Sedikitnya enam orang tewas di kota Islamabad, Pakistan, dalam penembakan antara polisi dan orang-orang bersenjata di kerumunan yang memprotes penjualan novel di Amerika Serikat.

14 Februari 1989:Fatwa Khomeini meminta semua Muslim untuk membunuh Rushdie.

24 Februari 1989:Dua belas orang tewas di Mumbai ketika polisi melepaskan tembakan untuk mencegah kerumunan 10.000 pengunjuk rasa berbaris di Komisi Tinggi Inggris.

27 Mei 1989:Faksi pro-Iran dan pro-Irak bentrok ketika sekitar 30.000 demonstran Muslim berkumpul di luar parlemen Inggris.

14 September 1989:Empat bom dipasang di luar toko buku di Inggris milik Penguin, penerbit “The Satanic Verses.”

3 Juli 1991:Ettore Capriolo, penerjemah Italia buku “The Satanic Verses”,dipukuli dan diserang dengan pisau di flatnya di Milan oleh seorang pria yang mengaku orang Iran.

12 Juli 1991:Penerjemah Jepang Hitoshi Igarashi ditikam sampai mati di Tokyo oleh seorang penyerang yang melarikan diri.

7 September 1995:Setelah enam tahun di bawah perlindungan polisi dan tinggal di rumah persembunyian, Rushdie muncul di London dalam penampilan publik pertamanya yang diumumkan sebelumnya sejak fatwa itu dikeluarkan.

12 Februari 1997:Delapan tahun setelah pertama kali menawarkan hadiah, Yayasan Khordad ke-15, revolusioner Iran meningkatkan hadiah untuk kepala Rushdie menjadi US$2,5 juta.

22 September 1998:Presiden Iran, Mohammad Khatami, mengatakan bahwa urusan Rushdie telah "benar-benar selesai."

24 September 1998:Menteri Luar Negeri Iran, Kamal Kharrazi, memberi tahu Menteri Luar Negeri Inggris, Robin Cook, di Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York bahwa Iran tidak akan mengambil tindakan untuk mengancam kehidupan Rushdie, atau mendorong orang lain untuk melakukannya.

28 September 1998:Media Iran mengatakan tiga ulama Iran telah meminta pengikut Islam untuk membunuh Rushdie di bawah fatwa.

4 Oktober 1998:Sekitar 160 anggota parlemen Iran mengatakan dekrit kematian terhadap Rushdie tetap berlaku.

10 Oktober 1998:Sebuah kelompok mahasiswa garis keras Iran menetapkan hadiah satu miliar rial (setara US$333.000) untuk kepala Rushdie.

12 Oktober 1998:Yayasan keagamaan Iran yang terkait dengan negara meningkatkan hadiah US$2,5 jutanya dengan tambahan sebesar US$300.000.

3 Februari 1999:Rushdie yang lahir di Mumbai diberikan visa oleh pemerintah India untuk mengunjungi negara kelahirannya, yang memicu protes oleh umat Islam.

15 Juni 2007:Rushdie dianugerahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth dari Inggris atas jasanya di bidang sastra, memicu protes diplomatik dari Pakistan dan Iran dan demonstrasi di Pakistan dan Malaysia.

20 Jan 2012:Rushdie membatalkan rencana menghadiri festival sastra besar di Jaipur, India, setelah protes dari beberapa kelompok Muslim India.

16 September 2012:Yayasan keagamaan Iran menaikkan hadiahnya karena membunuh Rushdie menjadi US$3,3 juta.

20 Juni 2014:Rushdie memenangkan Penghargaan PEN/Pinter tahunan atas dukungannya terhadap kebebasan berbicara dan apa yang disebut juri sebagai bantuannya yang murah hati kepada penulis lain.

13 Oktober 2015:Rushdie memperingatkan bahaya baru terhadap kebebasan berbicara di Barat di tengah keamanan yang ketat di Pameran Buku Frankfurt. Kementerian Kebudayaan Iran membatalkan stand nasionalnya di pameran tersebut karena penampilan Rushdie.

22 Februari 2016:Media yang dikelola pemerintah Iran menambahkan US$ 600.000 sebagai hadiah atas pembunuhan Rushdie.

1 Juni 2022:Rushdie dijadikan Companion of Honor dalam penghargaan tahunan pada ulang tahun Ratu Inggris.

12 Agustus 2022:Rushdie diserang di atas panggung pada acara sastra di Chautauqua, negara bagian New York barat, dan diterbangkan dengan helikopter ke rumah sakit setempat untuk perawatan. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home