Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Kartika Virgianti 18:12 WIB | Rabu, 26 Februari 2014

Wagub DKI Sudah Tahu Bentuk Permainan Oknum dalam Pengelolaan Sampah

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. (Foto: Kartika Virgianti)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengaku sudah mengetahui bentuk permainan yang dilakukan oknum-oknum dan jaringan, yang bermain di balik anggaran pengelolaan sampah. Bahkan uang yang ternyata tidak sepenuhnya digunakan untuk pengelolaan sampah, ia mengaku sudah tahu.

“Kita cuma butuh Jakarta bersih dari sampah, sudah pakai swasta, truk buat angkut sampah masih saja tidak cukup,” ujar Basuki usai bertemu Gubernur DKI Jakarta guna membicarakan kelanjutan soal sampah, di Balai Kota, Rabu (26/2).

Kepala Dinas Kebersihan sendiri saat ini dikatakan Basuki sedang berusaha menghadapi seksi kebersihan di lingkungan kelurahan, dan mencari tahu apakah ada oknum-oknum yang terlibat uang setoran atau tidak, misalnya yang dilakukan sopir-sopir Dinas Kebersihan.

Dulu ketika yang kelola sampah masih swasta, tetapi faktanya walaupun ada petugas di lapangan yang mengangkut sampah, masih ada banyak sampah yang tidak diangkut.

“Kenapa sampah masih begitu banyak? Kenapa tidak diangkut? Kenapa masih kotor kalau sudah dikelola swasta? Saya pernah tanya begitu. Alasan mereka (pihak oknum) truk kita kurang, saya tidak mengerti logikanya bagaimana,” sesal Basuki.

“Maka Pak Gubernur putuskan kita kerjakan saja sendiri tidak usah pakai swasta lagi meskipun akan mendapat banyak banyak perlawanan dari oknum-oknum tersebut,” tambahnya.

Anggaran sampah di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta tahun 2014 ini sebesar 1,2 triliun rupiah, menurut Basuki sangat besar jika dibandingkan anggaran sampah di kota Solo, Jawa Tengah yang hanya delapan miliar rupiah untuk masing-masing kota, jika dikalikan lima kota saja hanya 80 miliar. Sedangkan di Jakarta  karena merupakan wilayah ibu kota yang banyak penduduknya, anggarannya bisa dibuat 10 kali lipatnya dari delapan miliar, sehingga untuk lima kota di Jakarta sebenarnya hanya memerlukan 400 miliar rupiah.

Lahan di Bantar Gebang, Bekasi Jawa Barat merupakan milik Pemprov DKI Jakarta yang diduga Basuki nantinya akan ada perlawanan lebih lanjut dari oknum-oknum ini dengan melakukan penutupan di lokasi tersebut sehingga sampah Jakarta tidak dapat dibuang di sana.

Nanti, kemungkinan unit pelaksana teknis (UPT) DKI akan menemukan banyak permainan dari oknum-oknum  di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) milik DKI ini.

“Sekarang oknum-oknum ini memainkan dulu dari sewa truk dibuat susah, sewa alat susah, ada yang kirim sampah darimana asalnya tidak jelas,” duganya.

Basuki menjelaskan kasus ini dia anggap sama seperti ketika dirinya melakukan pemotongan anggaran untuk Dinas Pekerjaan Umum (PU) pada Desember 2013 lalu. Awalnya sungai-sungai banyak sampah, tetapi Pemprov DKI menggunakan segala macam cara untuk melaksanakan upaya pembersihan, misalnya dengan ancaman pemecatan. Saat ini Basuki mengklaim bahwa sungai-sungai sudah relatif bersih.

“Pertama saya potong semua sungai penuh sampah. Saya lawan saja, sebulan dua bulan, masih tidak jelas kerjanya. Sekarang sungai-sungai kita relatif bersih,” ujar dia.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home