Loading...
HAM
Penulis: Reporter Satuharapan 20:36 WIB | Selasa, 27 September 2016

Warga Yordania Protes Pembunuhan Penulis yang Dituduh Menghina Islam

Pengunjuk rasa di Amman, Yordania menuntut pemerintah mundur karena gagal melindungi terdakwa. (Foto: alarabiya.net/Reuters)

AMMAN, SATUHARAPAN.COM - Para pengunjuk rasa di Amman, Yordania menuntut pemerintah mundur dari jabatan karena dianggap gagal melindungi seorang penulis Kristen yang ditembak mati di halaman gedung pengadilan saat dia diadili atas tuduhan mengunggah gambar kartun yang dianggap menghina Islam di media sosial.

Pada hari Senin (26/9) ratusan demonstran berkumpul di depan kantor Perdana Menteri melakukan protes setelah penulis Nahed Hattar ditembak mati oleh seorang mantan ulama Muslim di depan gedung pengadilan, pada hari Minggu (25/9). Usai menembak pelaku dilaporkan menyerahkan diri ke pos polisi di dekat tempat kejadian.

"Tidak ada ekstremisme, tidak ada kekerasan," dan "ganyang pemerintah," teriak pengunjuk rasa sambil membawa foto Nahed Hattar yang dibunuh. Nahed Hattar dikenal karena dukungannya pada Presiden Suriah Bashar al-Assad dan seorang nasionalis pengamat ekstremis.

Kematiannya telah mengguncang Yordania, karena jarang ada pembunuhan dengan motif tersebut dan menimbulkan kekhawatiran munculnya ketegangan antara kelompok Muslim dan minoritas Kristen yang punya pengaruh politik dan ekonomi.

Hattar ditangkap bulan lalu setelah mengunggah di media sosial gambar kartun seorang pria berjanggut di surga di tempat tidur dengan dua perempuan dan menyuruh Tuhan mengambilkan anggur dan membersihkan piringnya.

Dia tidak ditahan dengan jaminan, dengan tuduhan penghinaan agama dan memicu ketegangan antaragama di bawah undang-undang penghujatan yang ketat di negara itu.

Polisi Yordania berjaga di lokasi Nahed Hattar ditembak mati pada 25 September 2016 di Amman, Yordania. (Foto: AFP)

Anggota keluarga mengatakan pemerintah gagal melindungi Hattar yang tidak ditahan dengan jaminan, bahkan setelah dia mendapat ancaman pembunuhan. Mereka sejauh ini menolak mengambil jenazahnya untuk dimakamkan.

"Kami menuntut setidaknya pencopotan perdana menteri," kata Khaled Hattar, kakak Nahed Hattar kepada Reuters saat melakukan unjuk rasa.

Sumber yang dekat dengan kasus ini mengatakan pria bersenjata itu telah mengatakan kepada interogator bahwa ia bertindak sendiri. (alarabiya.net)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home