Loading...
BUDAYA
Penulis: Sotyati 12:56 WIB | Selasa, 22 Agustus 2017

Warnatasku Kenalkan Indonesia melalui Kain Daerah

Warnatasku Kenalkan Indonesia melalui Kain Daerah
Ervina Ahmad, desainer Warnatasku, produk tas berbahan kain tradisional Indonesia. (Foto-foto: Sotyati)
Warnatasku Kenalkan Indonesia melalui Kain Daerah
Produk Warnatasku beragam, mulai dari tas berukuran besar yang disukai pencinta mode Eropa hingga yang berukuran kecil untuk pasar Asia.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Tampil eksklusif penting dalam dunia mode. Tak mengherankan kalangan sosialita, misalnya, rajin berburu busana dan perlengkapannya hanya demi tampil beda dalam suatu pertemuan ataupun peristiwa tertentu.

Tak terbayangkan rasa malu hadir di suatu acara dalam balutan busana, tas, sepatu, sama atau senada dengan tamu lain. Media yang khusus membahas mode bahkan acap punya kolom atau pojok khusus yang membahas artis atau pesohor yang hadir dengan baju atau tas, atau juga sepatu yang sama, walaupun dalam kesempatan berbeda.

Pencinta mode mengenal tas ikonik yang dijuluki “cawan suci” di dunia mode, yakni tas Hermes seri Birkin. CNN pada Mei lalu, misalnya, memberitakan tas Hermes seri Birkin Himalaya yang bertabur berlian memecahkan rekor sebagai tas termahal di dunia, yang terjual di sebuah balai lelang di Hong Kong seharga Rp 5 miliar.

Walaupun tidak dijelaskan secara resmi oleh pihak label, tersirat tas itu akan diproduksi satu atau dua buah tas dalam satu tahun. Peminat masih harus menunggu sampai dengan enam tahun untuk bisa mendapatkannya, tanpa ada jaminan eksklusivitasnya, dalam arti hanya diproduksi sebagai satu-satunya seri Birkin Himalaya, kecuali warnanya.

Peluang tampil beda itulah yang dilirik Warnatasku dalam mengisi pangsa pasar tas di dunia mode Indonesia, dengan mengeksplorasi seni kerajinan tenun, juga batik, dari kekayaan seni budaya Tanah Air.

“Ibu-ibu menginginkan tas yang eksklusif, maka inilah salah satu kami tawarkan, tas berbahan kain tenun,” kata Ervina Armad, desainer yang berlatar belakang ilmu arsitektur. 

“Produk kami adalah tas etnis,” Yudha Pratomo, suami Ervina, yang menjadi Warnatasku sebagai salah satu merek tas fashion Indonesia bisa menembus pangsa pasar fashion dunia, menjelaskan.

Dengan mengambil bahan kain Nusantara sebagai dasar utama, Warnatasku memproduksi aneka tas mulai dari ukuran besar sampai ukuran clutch dan memperkenalkannya ke pasar dunia. Kain tradisional, terutama tenun, yang dikerjakan dua sampai empat atau bahkan enam bulan, untuk selembar kain, menurut Ervina, menjamin eksklusivitasnya.

“Tidak akan ada produk yang sama mengingat bahan dasar yang dikerjakan dengan penuh kecintaan dan filosofi yang melatarbelakanginya. Di setiap produk kain itu ada cinta, doa, dan harapan penenun,” Ervina menjelaskan.    

Eksklusivitas tenun bukan hanya menyangkut lembar produk kain yang tidak sama satu sama lain, namun juga warna yang ditampilkan. Warna, menurut Ervina, sangat personal, bagi perajin juga bagi konsumen.

“Itu juga yang membuat kain tradisional yang dikerjakan berbulan-bulan itu mahal,” kata Ervina.

Kepeduliannya pada pemanfatan pewarna alam dalam kain bahan baku tasnya, ia wujudkan dengan mendirikan sekolah tenun di Maumere, bekerja sama dengan dinas pariwisata setempat, dalam konsep homestay, sehingga wisatawan yang berkunjung ke sana juga bisa belajar menenun. Konsep seperti itu, ia yakini mampu menjamin keberlangsungan produksi.               

Mengangkat yang serba-Indonesia itu pula yang meneguhkan keyakinan Ervina untuk memilih memakai nama Indonesia, bukan nama dalam bahasa Inggris seperti lazimnya, sebagai nama brand. Pilihan itu merupakan tekad untuk lebih mengenalkan Indonesia di kancah dunia.        

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home