Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 13:38 WIB | Minggu, 30 Oktober 2016

WCC: Diwali Momentum Bergerak dari Keputusasaan

Ilustrasi. Umat Hindu menyalakan lampu minyak saat Festival Diwali, di tepi sungai Yamuna di Allahabad, India bagian Utara pada tanggal 6 November 2014. (Foto: reuters.com/Jitendra Prakash)

JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Melanjutkan tradisi menawarkan salam kepada mitra antaragama, Sekretaris Jenderal World Council of Churches (WCC) atau Dewan Gereja Dunia Olav Fykse Tveit mengucapkan salam kepada pemeluk agama Hindu yang merayakan festival cahaya atau yang sering disebut dengan “Diwali”.  

Dalam pesan singkat, seperti diberitakan oikoumene.org, hari Jumat (28/10) Tveit menekankan perayaan Diwali adalah perayaan yang menarik kerinduan spiritual utama dari banyak komunitas manusia untuk bergerak dari ketidaktahuan kebijaksanaan dan keputusasaan berharap.

“Cahaya, sebagai simbol suci bersama dalam tradisi agama yang berbeda, mengikat komunitas agama dalam pencarian kita untuk mengatasi kegelapan putus asa dan patah semangat diperburuk di dunia saat ini dengan konflik yang memecah belah manusia, dan berdampak pada kehancuran dan perubahan iklim,” tulis Tveit dalam suratnya. 

Mengacu pada ayat dari Chandogya Upanishad yang menekankan bahwa cahaya yang bersinar di hati manusia adalah cahaya tertinggi (Chandogya Upanishad 3: 13: 7), Tveit mengatakan Diwali adalah momen yang baik untuk membiarkan cahaya hati manusia bersinar dan mengenali cahaya di hati yang lain.

Diwali atau sering disebut Deepavali atau Dipavali, menurut Wikipedia, yakni festival dalam agama Hindu yang berarti festival cahaya. Festival ini melambangkan kemenangan baik atas buruk, dan lampu dinyalakan sebagai tanda perayaan serta harapan umat manusia. Perayaan ini terfokus pada lampu dan cahaya, terutama pada lampu "diya" tradisional. Kembang api juga turut dipergunakan dalam festival ini dalam beberapa bagian negara.

Deepavali dirayakan selama lima hari berturut-turut dalam kalendar Hindu bulan "Ashwayuja". Biasanya ini terjadi dalam bulan Oktober atau November, dan merupakan salah satu festival terpopular dan paling ditunggu-tunggu di India. Umat Hindu, Jain, dan Sikh sama-sama menganggap festival ini sebagai perayaan hidup dan menggunakan perayaan ini untuk memperkuat tali persaudaraan antara keluarga dan teman. (oikoumene.org/wikipedia.org)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home