Loading...
INDONESIA
Penulis: Febriana Dyah Hardiyanti 11:20 WIB | Rabu, 30 November 2016

Yenny Wahid Ingatkan Masyarakat Tak Terpengaruh Isu SARA

Yenny Wahid saat memberikan pesan pada peringatan Hari Perdamaian Dunia yang digelar di kantor Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Minggu (20/9). Yenny mengatakan Indonesia mampu mewujudkan perdamaian dengan tidak lagi memadang perbedaan baik itu suku dan agama dan berharap pesan-pesan perdamaian terus disebar. (Foto: Dedy Istanto).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Direktur Eksekutif Wahid Foundation, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid (Yenny Wahid), berharap masyarakat tidak mudah terpengaruh provokasi yang menggunakan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

"Kita harus selalu ingat bahwa yang namanya SARA itu sangat mudah dan berpotensi memicu konflik di Indonesia. Jadi kami mengimbau kepada masyarakat jangan mudah terpancing isu SARA, selalu kedepankan sikap kritis," kata Yenny di Jakarta, hari Selasa (29/11).

Karena itu, lanjut dia, sangat penting untuk meneliti terlebih dulu setiap menerima informasi atau ajakan untuk melakukan sesuatu.

"Teliti dulu kalau mau diajak gerak atau diajak macam-macam. Selain itu, juga harus dilihat siapa di belakang itu semua," katanya.

Yenny juga mengimbau masyarakat untuk saling menjaga kerukunan antarsesama umat beragama dan menjaga keanekaragaman budaya yang sudah dimiliki bangsa Indonesia sejak dahulu kala.

“Sebetulnya, banyak orang atau negara yang ingin mencontoh Indonesia dalam hal kerukunan antarumat beragama, namun justru sekarang ini Indonesia diganggu baik dari dalam maupun dari luar yang ingin melihat Indonesia tidak aman lagi,” ujar dia.

Menurutnya, ini merupakan kepentingan geopolitik juga. “Kita harus waspada terhadap kepentingan-kepentingan itu. Karena apa pun Indonesia itu adalah negara yang sangat strategis.”

Terkait rencana aksi massa tanggal 2 Desember mendatang, Yenny sependapat dengan pernyataan beberapa tokoh tentang kemungkinan aksi itu akan ditunggangi kelompok radikal teroris.

Apalagi faktanya pada aksi sebelumnya, tanggal 4 November, telah dimanfaatkan kelompok teroris untuk membuat kekacauan, meski akhirnya bisa diatasi kepolisian.

"Teroris itu selalu menunggu moment tercipta konflik untuk masuk dan menciptakan medan jihad versi mereka di mana saja. Jadi potensi penunggangan oleh teroris ketika terjadi konflik horizontal di tengah-tengah masyarakat itu besar. Ini yang harus diwaspadai masyarakat," katanya.

Ia juga mengimbau agar aksi tanggal 2 Desember tidak sampai menjadi ajang pemaksaan kehendak. Untuk itu, ia meminta agar masyarakat bisa melaksanakan dan mengekspresikan aspirasi dengan tenang dan sedapat mungkin menghindari aksi-aksi kekerasan. (Ant)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home