Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 06:53 WIB | Rabu, 29 Juli 2015

Atlet Difabel Berlatih Serius Hadapi Peparnas dan Para Games

Triyanto (tengah, kaus biru) bersama keempat atlet penyandang difabel kategori T-54 (tuna rungu dan tuna wicara) Selasa (28/7) di Gelanggang Olah Raga Rawamangun, Jakarta Timur. (Foto: Prasasta Widiadi).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Para atlet penyandang disabilitas atau difabel pasca libur Idul Fitri 1435 langsung berlatih keras guna mempersiapkan diri untuk Peparnas (Pekan Paralimpiade Nasional) 2016 dan ASEAN Para Games (ajang multi olah raga penyandang disabilitas se Asia Tenggara).

“Mereka akan berlatih terus, nantinya seleksi awal akan digelar di SLB (Sekolah Luar Biasa) Ragunan, terus  nantinya bulan maret (2016) kita seleksi yang untuk tim NPC (National Paralympic Committee) DKI dari seluruh cabang. Nanti di SLB Ragunan itu kita kan baru seleksi awal jadi setiap cabang masih tim bayangan, nantinya kalau mendekati pelaksanaanya (Maret 2016) baru terbentuk tim inti,” kata Triyanto, pelatih fisik cabang atletik NPC (National Paralympic Commitee) kepada satuharapan.com, Selasa (28/7) di Gelanggang Olah Raga Rawamangun, Jakarta Timur.

Triyanto menjelaskan bahwa dia masih melakukan seleksi untuk atlet difabel dari cabang atletik yang berasal hanya dari Provinsi DKI Jakarta.

Triyanto menambahkan bahwa dalam Peparnas 2016 – yang direncanakan digelar setelah Pekan Olah Raga Nasional (PON) 2016 di Jawa Barat – provinsi DKI Jakarta juga melakukan persiapan dari cabang lain seperti renang, tenis meja, bulu tangkis, dan catur. “Ada beberapa cabang lagi, mas yang masih melakukan persiapan, tetapi mungkin bisa ditanyakan ke pelatihnya,” kata Triyanto.

Triyanto bersyukur karena ada beberapa atlet yang pasca libur Idul Fitri tetap konsisten berlatih. Dia memberi contoh kepada satuharapan.com, para atlet penyandang disabilitas dengan kategori T-54 untuk cabang atletik yang berlatih adalah Asep, Jonathan Oktavian (lempar lembing), Fajar (lompat jauh), Hendrik (lari jarak 100 dan 200 meter).

Menurut pengamatan satuharapan.com, Triyanto memulai latihan pukul 14:30 dengan menginstruksikan para atlet mengelilingi stadion dan tribun penonton selama 45 menit. Awalnya baru 15 sampai 20 menit terdengar suara memanggil Triyanto dari salah satu atlet menanyakan sudah berapa lama pemanasan. Kemudian Triyanto mengatakan kepada mereka bahwa pemanasan yang mereka jalankan masih sebentar.

“Ini kan habis liburan (Idul Fitri), hanya penyegaran saja, Mas. Takutnya stamina  tidak terjaga,” kata Triyanto.

Di tengah-tengah wawancara dengan satuharapan.com, sesekali atlet penyandang disabilitas kategori T-54 tersebut mengambil air minum, dan Triyanto menginstruksikkan dengan bahasa isyarat, yakni dengan melambai-lambaikan tangan di udara kemudian mengambil botol air mineral yang dia bawa sebagai tanda para atlet boleh istirahat sejenak dan minum.

Triyanto mengemukakan bahwa sesungguhnya potensi untuk menjadi atlet penyandang difabilitas di Provinsi DKI Jakarta tidak hanya di cabang olah raga atletik, namun masih terbagi lagi, termasuk atlet yang akan dipersiapkan untuk Asean Para Games dan Peparnas Jawa Barat.

“Dari DKI, dari cabang yang saya tangani, dari atletik sebenarnya ada banyak sub cabang lagi seperti untuk tuna daksa, tuna rungu dan tuna wicara, untuk sekarang kita akan persiapkan 20 atlet (untuk Asean Para Games dan Peparnas 2016),  dari (sub cabang) lari ada dua orang untuk putra dan putri jadinya empat, terus yang lain ada juga, pokoknya yang ada sekarang ini ada sepuluh orang yang aktif di atletik,” kata Triyanto.

Terkendala Lomba

Triyanto menyebut bahwa atlet penyandang disabilitas dari seluruh cabang olah raga manapun sebenarnya terkendala kurangnya kompetisi  atau kejuaraan di tingkat lokal (Provinsi DKI Jakarta).

 “Ya bagaimana ya, mereka (atlet penyandang disabilitas) ini  kalau untuk kejuaraan di DKI memang masih jarang, beda sama olahraga umum seperti kejuaraan bulanan, paling nggak antarsekolah,” dia menambahkan.

Triyanto menambahkan bahwa atlet penyandang disabilitas tersebut – kategori  T-54 (tuna wicara dan tuna rungu) seperti yang dia latih – dapat diselipkan dalam kejuaraan bersama dengan atlet dengan kemampuan fisik normal yang sedang berlaga di kejuaraan atletik.   

“Ini sebenarnya bagaimana kita menyiasati si atlet bisa maju,  kita sisipkan aja di cabang olah raga normal aja, kalau tingkat umum siapa aja boleh seperti lompat jauh, atau lari,” dia menambahkan. 

Bayangin aja, kalau nggak ada kejuaraan rutin, tau-tau mereka ke ajang internasional (Asean dan Asian Para Games) takutnya mereka grogi,” dia menambahkan.

National Paralympic Committee

National Paralympic Committee (NPC) adalah organisasi induk di Indonesia yang mewadahi seluruh atlet penyandang difabilitas dari seluruh kategori, yang membina, dan menyalurkan atlet penyandang difabilitas sehingga dapat bertanding di ajang multi olah raga (Asian dan ASEAN  Para Games – di tingkat internasional – dan Peparnas – di tingkat nasional).

NPC, menurut sejarah didirikan di Surakarta dan hingga kini memiliki kantor pusat di Surakarta. Akan tetapi atlet penyandang difabilitas di setiap provinsi diwadahi dan dinaungi di bawah Dinas Olah Raga dan Pemuda setiap provinsi.  

Peparnas 2016

Pekan Paralimpiade Nasional atau Pekan Paralimpik Indonesia (Peparnas) adalah suatu ajang kompetisi yang menyerupai Pekan Olahraga Nasional (PON) bagi atlet penyandang difabilitas Indonesia. Perbedaan PON dan Peparnas terletak pada pembagian kelas dan teknis pertandingan, dimana atlit dikelompokkan berdasarkan kondisi fisiknya. Dulunya, Peparnas disebut Pekan Olahraga Cacat Nasional (Porcanas), namun kemudian kata 'cacat' diganti dengan kata 'paralimpiade'.  

Dalam Pekan Paralimpiade Nasional XIV di Riau pada 7-13 September 2012, terdapat 11 cabang olahraga yang diperlombakan, yaitu: Atletik, Renang, Voli Duduk, Panahan, Tenis Kursi Roda, Tenis Meja, Bulu Tangkis, Futsal, Bowling, Catur dan Angkat Berat dengan total medali yang diperebutkan mencapai 424 medali. Kategori jenis kecacatan yang diikutkan adalah: Tuna Netra, Tuna Daksa, Tuna Grahita dan Tuna Rungu Wicara. Sedangkan pada Peparnas XIII di Kalimantan Timur, hanya mempertandingkan delapan cabang olahraga.

Ikuti berita kami di Facebook

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home