Loading...
RELIGI
Penulis: Reporter Satuharapan 10:31 WIB | Kamis, 26 Januari 2017

Bali Persiapkan Perayaan Siwa Ratri Tingkat Internasional

Ilustrasi: Siswa SMA Negeri 4 Denpasar melaksanakan persembahyangan bersama dalam perayaan Siwa Ratri di halaman sekolah. (Foto: SMA Negeri 4 Denpasar)

DENPASAR, SATUHARAPAN.COM – Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali I Gusti Ngurah Sudiana mengatakan sedang merancang Perayaan Hari Siwa Ratri (perenungan dosa) bersifat nasional dan internasional yang akan dipusatkan di Pura Besakih.

"Kegiatan tersebut mengundang umat dan tokoh Hindu di dalam dan luar luar negeri untuk bersama-sama secara khusyuk memperingati Hari Perenungan Dosa tersebut," kata Ketua PHDI Bali Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana di Denpasar, Kamis (26/1).

Gusti Ngurah Sudiana yang juga Guru Besar Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) itu berharap kegiatan tersebut dapat terlaksana pada perayaan Hari Siwa Ratri pada tahun 2018 dengan mengundang umat dan tokoh Hindu di India, Thailand, Nepal, Jerman, dan Australia.

Persiapan dilakukan dengan merangkul berbagai pihak agar perayaan Hari Siwa Ratni tingkat nasional dan internasional dapat terealisasi dengan baik.

Perayaan Siwa Ratri di Pura Besakih selama ini bersifat lokal karena hanya dihadiri masyarakat, pejabat, dan tokoh masyarakat di daerah ini. Pada tahun 2018, akan mengundang pemuka dan tokoh Hindu dari mancanegara.

Kegiatan serupa selama ini umumnya juga berlangsung di setiap pura desa adat di Bali yang dihadiri sebagian besar warganya.

Rangkaian kegiatan ritual yang dilakukan selama 36 jam itu menyangkut "beratha" pengendalian diri.

Sejumlah pantangan dilaksanakan, antara lain, tidak makan dan minum (upawasa), begadang semalam suntuk (jagra), dan tidak bicara (mona brata).

Di antara pantangan tersebut, umat melakukan tiga kali persembahyangan bersama, yakni pukul 18.00, 24.00 (00), dan pukul 06.00.

"Ketiga pantangan itu diharapkan dapat dilaksanakan agar mampu berperilaku baik, tidak serakah, dan berbicara dengan sopan tanpa menyinggung perasaan orang lain," kata Ngurah Sudiana.

Ia menjelaskan, Hari Siwa Ratri yang jatuh pada hari Kamis (26/1) dan Jumat (27/1) dirayakan secara beruntun dengan dua hari suci lain, yakni Hari Raya Pagerwesi (memantapkan keteguhan iman) yang pada hari Rabu (25/1) dan hari Raya Saraswati (turunnya ilmu pengetahuan) pada hari Sabtu (21/1).

Saraswati dan Pagerwesi dirayakan setiap 210 hari sekali dalam 6 bulan hitungan kalender Bali karena setiap bulan terdiri atas 35 hari dan Hari Siwa Ratri diperingati setiap 420 hari (12 bulan) sekali.

Berdasarkan perhitungan sistem penanggalan Bali setiap 10 tahun sekali perayaan ketiga hari suci itu akan jatuh beruntun dengan makna yang sama. (Ant)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home