Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 16:44 WIB | Rabu, 19 Februari 2014

Ban-Brahimi Mendorong Kelanjutan Perundingan Perdamaian Suriah

Anak-anak Suriah berlindung di ambang pintu rumah, di tengah tembakan dan pemboman, di kota yang terkena dampak konflik. (Foto: UNICEF/un.org)

JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Ban Ki-moon bertekad untuk mendorong kelanjutan perundingan perdamaian antara rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dan perwakilan oposisi.

“Ini adalah awal dari proses yang sangat rumit setelah tiga tahun konflik,” ujar juru bicara PBB Martin Nesirky kepada awak media seperti yang dikutip BBC, Selasa (18/2).

“Seharusnya ini tidak mengejutkan bagi siapa pun, bahwa pihak-pihak itu menyadari bagaimana sulitnya menemukan kesepakatan bersama,” Nesirky menambahkan.

Ban dan mediator PBB-Liga Arab, Lakhdar Brahimi, juga bertekad untuk meneruskan perundingan. Mereka juga tengah berhubungan dengan Amerika Serikat (AS) dan Rusia  untuk membicarakan “bagaimana cara terbaik untuk melangkah maju,” ia mengatakan.

“Ban berharap pihak-pihak terkait akan berpikir panjang dan keras serta segera kembali ke Jenewa untuk melanjutkan proses perdamaian,” tambah Nesirky.

Seperti yang dilaporkan UN News Center, mediator utusan PBB, Lakhdar Brahimi, pada Sabtu (15/2) menyampaikan permohonan maafnya kepada warga Suriah setelah dua babak pertama perundingan perdamaian di Jenewa tidak mencapai kemajuan apa pun.

“Saya mohon maaf jika dua babak ini tidak memberi banyak hal,” Brahimi mengatakan.

“Saya pikir lebih baik jika semua pihak mengingat dan bercermin pada tanggung jawab mereka, (dan apakah) mereka ingin proses ini dilanjutkan atau tidak,” ujarnya pada para awak media di Jenewa.

Juru bicara oposisi Louay Safi mengatakan pembicaraan perdamaian yang baru akan sia-sia jika rezim pemerintahan terus menolak mendiskusikan transisi politik.

“Babak ketiga tanpa pembicaraan mengenai transisi akan buang-buang waktu,” Safi mengatakan pada media di Jenewa, setelah perundingan berakhir.

Pembicaraan dimulai di Jenewa dengan tujuan menemukan solusi selama hampir tiga tahun kekerasan politik yang telah merenggut nyawa lebih dari 100.000 orang dan jutaan pengungsi sejak Maret 2011. (alarabiya.net/un.org)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home