Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 14:33 WIB | Minggu, 12 Februari 2017

Bentara Budaya Yogyakarta Gelar Pameran Kartunistimewa

Bentara Budaya Yogyakarta Gelar Pameran Kartunistimewa
Salah satu kartun Berlatih Sidang (1992) karya kartunis FX. Subroto dalam pameran Kartunistimewa di Bentara Budaya Yogyakarta, 11-19 Februari 2017. (Foto-foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)
Bentara Budaya Yogyakarta Gelar Pameran Kartunistimewa
GBPH Yudaningrat membuka pameran Kartunistimewa di Bentara Budaya Yogyakarta Sabtu (11/2) malam.
Bentara Budaya Yogyakarta Gelar Pameran Kartunistimewa
Dokumentasi pemberitaan dan pameran PAKYO sejak tahun 1979 turut dipamerkan dalam Kartunistimewa.

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Empat puluh tiga kartunis yang tergabung dalam Paguyuban Kartunis Yogyakarta (Pakyo) memamerkan 80 karya kartun yang digelar di Bentara Budaya Yogyakarta (BBY), Jl Suroto No 2 A Yogyakarta. Tercatat kartunis Pramono R Pramoedjo, Albertus Sartono, Doni Blero, Agus Jumianto, Bagong Subardjo, Ashady, Herpri, Titiek Concat, Yaksa Agus, turut memamerkan karya kartunnya. Pembukaan pameran dilakukan pada Sabtu (11/2) malam oleh GBPH. Yudaningrat.

Dalam pengantar pembukaan, Sindhunata yang akrab dipanggil Romo Sindhu menjelaskan bagaimana kartun bisa menjadi headline gambar sentilan yang menyimpulkan seluruh kemauan sebuah koran (mass media) untuk mengatakan sesuatu pada kesempatan tertentu, yang memerlukan proses kreatif luar biasa yang tidak mudah.

Pameran kartun dengan tajuk Kartunistimewa banyak mengangkat kritik sosial tentang fenomena pilkada, maupun fenomena korupsi di Indonesia, perkembangan dan pembangunan (hotel, pusat perbelanjaan modern) wilayah Yogyakarta yang banyak meminggirkan masyarakatnya.

"(Keberadaan sebuah) Hotel banyak berpengaruh pada masyarakat dalam radius 5 km persegi masyarakat menjadi konsumtif-hedonis, sehingga menjadi tidak nyaman lagi untuk kehidupan di Yogyakarta. Kalau di daerah lain (pembangunan hotel) diarahkan ke perbatasan atau luar kota, justru tidak terjadi di Yogyakarta sehingga memberikan ketidaknyamanan dan mungkin banyak masalah sosial dan ketertiban umum," kata Yudhaningrat dalam sambutannya menyoal menjamurnya pembangunan hotel di tengah kota Yogyakarta.

Pakyo, Cikal Bakal Komunitas-komunitas Kartunis di Indonesia.

Kartun adalah sebuah karya rupa dalam corak gambar yang khas (kartunal atau karikatural) berisi pesan (kritik atau sentilan) yang sekaligus mengandung lelucon secara tersirat atau tersurat. Di Yogyakarta, pada tahun 1979, dramawan Azwar AN bersama teman-temannya membentuk Lembaga Humor Indonesia Yogyakarta (LHI) cabang Yogyakarta. Dari hasil kumpul-kumpul tersebut melahirkan janin bagi wadah kartunis di Yogyakarta. Bersama Teguh Budiarto (Hugo), Gunawan R, dan lain-lain kartunis Yogyakarta akhirnya disepakati membentuk Paguyuban Kartunis Yogyakarta (Pakyo).

Langkah Pakyo diikuti oleh kota lain. Di Semarang Jaya Suprana bersama Ismawan DS, Ananto SH (almarhum), dan rombongan peminat lain membuat Pertamor (Perhimpunan Pencinta Humor). Minggu Ini, sebuah media mingguan Semarang yang selama terbitnya sepi dari kartun langsung banyak menyediakan ruang kartun.

Pada tahun 1981 Darminto S Sudarmo bersama Boedy Santosa membuat kelompok kartunis di Kaliwungu dengan nama Kokkang, diikuti Semarang Cartoons Club -lebih dikenal dengan Secac- dimotori Yehana SR, Goenawan Pranyoto (almarhum) dan Hoessie.

Bekerja sama dengan Pertamor dan lain-lain Secac sering menyelenggarakan pameran kartun nasional di Semarang. Di kemudian hari, lahir nama-nama seperti: Ramli Badrudin, Nunk (Hanung Kuncoro– tabloid Bola), Dinz Romero, Jitet Koestana (kartunis Harian Kompas), Goen (kartunis Suara Merdeka), Hoessie (kartunis Harian Wawasan), Lukis Haryadi, Prie GS (motivator humoris).

Dalam rentang waktu yang hampir bersamaan, kelompok-kelompok kartun segera menyebar di kota lain semisal Terkatung (Terminal Kartunis Ungaran), Pecahban (PecanduHumor Bandung), Perkara (Perkumpulan Kartunis Rawamangun), Senja (Seniman Jakarta), Sekarat (Sekumpulan Kartunis Tangerang), Karung (Kartunis Bandung), Kelakar (Kelompok Kartunis Purwokerto), Kasur (Kartunis Surabaya), Pakarso (Paguyuban Kartunis Solo), Kocak (Kelompok Pencinta Kartun) di Gombong. Ikan Asin (Ikatan Kartunis Banjarmasin), Kalem (Kartunis SMA Delapan Enam, Jakarta).

Kurator pameran Kartunistimewa Kuss Indarto menjelaskan, membicarakan kartun adalah tentang hal yang berbau kelucuan dan menjadi representasi atas realitas sosial. Kartun yang dulu banyak hadir di media cetak, saat ini menghadapi tantangan yang berbeda semisal dunia daring (online) yang sudah mulai mengikis media cetak. Salah satunya meme yang menjadi tantangan yang bisa dieksplorasi oleh kartunis.

"Tantangan lain, kartunis sekarang bisa melakukan proses sindikasi karya berlevel global. Kartunis atau komikus yang bisa bekerja secara global sebagai seorang kosmopolitan," kata Kuss.

Pameran Kartunistimewa akan berlangsung hingga 19 Februari 2017.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home