Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 21:06 WIB | Kamis, 26 Maret 2020

Cegah Penularan COVID-19, Mesir Lepaskan 15 Tahanan Politik

Prof. Hassan Nafaa dari Universitas Kairo, salah satu tahanan politik yang dilepaskan. (Foto: Al Ahram)

KAIRO, SATUHARAPAN.COM-Kejaksaan Mesir memutuskan melepaskan 15 tahanan politik dari partai politik kiri dan partai lain yang menunggu persidangan. Menurut sumber yang dikutip media setempat, Al Ahram, pembebasan itu terkait tanggapan terhadap pandemi virus corona yang juga menyebar di Mesir.

Khaled Ali, seorang pengacara yang membela para tahanan politik, mengatakan langkah untuk melepaskan tahanan itu dilakukan di tengah kekhawatiran bahwa keselamatan para tahanan dapat terancam oleh kemungkinan infeksi virus corona.

Mereka yang dibebaskan termasuk analis politik dan profesor dari Universitas Kairo, Hassan Nafaa, pengritik rezim Hazem Abdel-Azim, dan anggota terkemuka Partai Dostour yang berorientasi liberal, Shadi Al-Ghazali Harb.

Mereka menghadapi persidangan atas tuduhan menyebarkan berita palsu, menyalahgunakan media sosial untuk menyebarkan desas-desus, menyiarkan pernyataan dan berita palsu, dan bergabung dengan kelompok yang dilarang. Sebagian besar tahanan ditangkap setelah protes pada 20 September 2019.

Pendukung Ikhwanul Muslimin

Jaksa penuntut mengatakan para terdakwa berusaha mendukung tujuan kelompok Ikhwanul Muslimin yang di Mesir dinyatakan dilarang, dan menggunakan saluran televisi satelit dari Qatar dan Turki yang sangat terlibat dalam menghasut warga untuk memprotes apa yang mereka sebut sebagai Jumat Keselamatan pada tanggal 27 September.

Sedangkan aktivis Abdel-Azim dan Harb, ditangkap pada Mei 2018 atas tuduhan menyebarkan berita palsu, bergabung dengan organisasi terlarang dan menghasut penggulingan rezim.

Mereka yang dibebaskan juga termasuk tujuh anggota Partai Dostour: Ahmad Fadel, Ahmed Al-Rassam, Hilal Samir, Ramadhan Ragab, Amir Eissa, Khaled Sweida, dan Wael Abdel-Hafez.

Partai Dostour didirikan oleh pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Mesir dan diplomat, Mohamed Al-Baradei, pada tahun 2012. Tujuan partai terutama untuk mempromosikan cita-cita Revolusi Januari 2011. Namun, kegiatannya terhenti setelah keretakan internal di antara para pemimpin partai.

Dua anggota oposisi Partai Sosialis Demokrat Mesir juga dibebaskan, yaitu Ahmed Al-Sakka dan Amr Hasouba. Partai ini didirikan pada April 2011 oleh sejumlah aktivis liberal dan sosialis yang menyerukan keadilan sosial dan kebebasan politik.

Anggota partai politik kiri yang dibebaskan adalah Abdel-Aziz Al-Husseini, wakil ketua Partai Karama, serta Nasserist, dan Abeer Al-Safti, anggota Partai Roti dan Kebebasan. Kemudian Karim Abbas, seorang aktivis politik dan blogger, adalah satu-satunya terdakwa independen yang dilepaskan.

Sebelumnya, Organisasi Hak Asasi Manusia Mesir (EOHR) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada 16 Maret bahwa pihak penuntut harus mengambil sejumlah langkah mencegah infeksi virus corona di antara penghuni penjara. “Penuntutan harus bergerak cepat untuk melepaskan semua orang yang dalam tahanan yang menunggu penyelidikan, terutama mereka yang menderita jantung dan masalah kronis,” kata EHOR. (Al Ahram)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home