Loading...
INSPIRASI
Penulis: Priskila Prima Hevina 07:00 WIB | Kamis, 21 Mei 2015

Cemburu pada Rumput Tetangga

Manusia adalah makhluk pencemburu.
Rumput tetangga (foto: istimewa)

SATU HARAPAN.COM – Cemburu.  Iri hati. Atau dalam bahasa gaul disebut jealous, sirik. Intinya adalah kondisi seseorang menginginkan sesuatu yang tidak dimiliki, tetapi dimiliki orang lain. Manusia manakah yang belum pernah merasakan cemburu? Mungkin tanpa kita sadar, sekarang ini kita pun tengah memendam cemburu kepada orang lain.

Manusia adalah mahkluk pencemburu. Selalu saja merasa ada yang kurang, selalu ada hal yang masuk list keinginan untuk dipenuhi. Lalu kita menganggap benar peribahasa: rumput tetangga lebih hijau dari pada rumput di halaman rumah sendiri. Mobil tetangga lebih keren dari milik kita, rumah tetangga lebih mewah dari milik kita, anak tetangga lebih penurut dari anak kita, kehidupan tetangga lebih nyaman dari yang kita jalani.

Benarkah seperti itu? Hati-hati, ada banyak aspek yang harus kita perhatikan saat gejala iri hati melanda. Pertama, sering kali kita hanya melihat hasil akhir yang dicapai tetangga sebelah. Kita melihat mereka sukses, tanpa pernah kita tahu seberat apa pengorbanan yang mereka bayar demi meraih suksesnya sekarang. Mungkin saja pada saat tetangga sebelah sedah jatuh bangun berjuang, kita menutup mata atau justru tertawa meremehkan.

Kedua, yang kita lihat belum tentu benar. Maksudnya, kita melihat tetangga yang bahagia, tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Menurut tetangga, kita lebih bahagia daripada yang dirasakannya. Ingat bahwa setiap orang punya naluri untuk merasa cemburu. Baiknya, jangan langsung percaya dengan segala milik tetangga. Bukan curiga, tetapi berusaha supaya kita tidak cemburu pada situasi yang ternyata hanya ilusi.

Ketiga, jika memang benar adanya bahwa rumput tetangga lebih hijau dari milik kita, mari kita lakukan intropeksi diri. Jangan-jangan tetangga lebih telaten merawat rumputnya, sementara kita bermalas-malasan mengurus rumput kita sendiri. Karena itu, wajar dan adil kalau rumput kita kalah dibanding milik tetangga.

Quote klise akan menyarankan kita supaya kita tidak membandingkan diri dengan orang lain. Padahal mungkin kita perlu berkaca pada orang lain, perlu sebentar melirik rumput hijau milik tetangga. Bukan supaya kita cemburu yang destruktif, tetapi untuk belajar dan memacu semangat dalam diri pribadi kita untuk giat merawat rumput di pekarangan sendiri.

Cemburu boleh saja, bila hadir dalam kadar secukupnya. Selanjutnya, jangan melongo saja melihat hijaunya rumput tetangga. Bergegaslah bertindak, fokus bekerja demi meraih target, dan tentu saja iringi segalanya dengan doa dan ucapan syukur. Niscaya rumput kita kelak akan dilirik balik oleh tetangga sebelah.

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home