Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 10:57 WIB | Selasa, 20 Agustus 2013

Cium-tangan Dilarang Raja Saudi

Prakek mencium tangan yang sedang kontraversial (foto: alapn.com)

RIYADH, SATUHARAPAN.COM - Kebiasaan mencium tangan kembali memicu kontraversi di Arab Saudi. Beberapa orang menolak melakukan karena dianggap memalukan, sementara yang lain mendukung sebagai bentuk tindakan untuk menghormati.

Salah satu yang menentang kebiasaan ini adalah Raja Saudi, Abdullah bin Abdulaziz. Raja telah mengumumkan penolakannya pada kebiasaan cium tangan kecuali kepada orang tua sebagai bentuk penghormatan dan cinta.

Saya mengumumkan berdasarkan kedudukan saya, bahwa saya jelas menolak kebiasaan mencium tangan, dan saya meminta semua orang untuk melakukan seperti yang saya umumkan, menahan diri untuk tidak mencium tangan kecuali untuk orang tua (keluarga) sebagai bentuk penghormatan,” kata raja Arab Saudi.

Baru-baru ini di Twitter beredar foto dari beberapa ulama sedang tersenyum sementara tangan mereka sedang dicium.

Di beberapa daerah di kerajaan Arab Saudi tradisi cium tangan sudah merupakan hal umum dilakukan, tetapi sekarang banyak dianggap kurang sopan. Beberapa orang mengatakan bahwa hanya orang tua (keluarga) atau kerabat tua yang harus mereka cium, dalam cinta dan hormat.

Sheikh Adel al-Kalbani, mantan imam Masjidil Haram, mengatakan cium tangan adalah praktek Sufisme, dedikasi ke batin, dimensi mistik Islam, atau suatu kebiasaan masyarakat dari wilayah Hijaz yang hanya sedikit memiliki hubungan dengan masyarakat Saudi.

Sheikh Adel al-Kalbani mengatakan tindakan tangan-ciuman telah melampaui batas, itulah sebabnya mengapa raja menolaknya.

Hakim Issa al-Ghaith, anggota Komite Islam di Dewan Syura Saudi, mengatakan mencium tangan diperbolehkan dalam beberapa kasus, terutama dengan orang tua, ulama atau gubernur, asalkan menunjukkan tindakan menghormati namun bukan bentuk ketundukan.

"Kami melihat orang-orang yang mensucikan beberapa tokoh agama melalui ciuman tangan, dan ini tidak sesuai dengan hukum Islam," katanya.
(alarabiya.net)

 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home