Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 08:22 WIB | Sabtu, 26 Agustus 2017

Di Atas Batu Karang Ini....

Pengakuan iman adalah dasar utama gereja.
Karang Hawu, Pelabuhan Ratu, Sukabumi (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – ”Di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku” (Mat. 16:18). Demikianlah kalimat yang keluar dari mulut Sang Guru saat menanggapi pengakuan para murid, yang diwakili Simon Petrus.

Dalam kalimat ini jelas bahwa Gereja adalah milik Yesus Kristus. Kalimat ini sengaja digaungkan kembali karena persoalan kerap muncul ketika manusia mulai mengampanyekan diri selaku pemilik jemaat.

Dalam bukunya Gereja Milik Siapa?, Martin B. Dainton menengarai bahwa pertikaian gereja sedikit banyak berakar dari soal kepemilikan gereja. Sewaktu manusia mulai merasa dirinyalah pemilik gereja itu, dan bukan Tuhan, pada titik inilah masalah muncul. Karena merasa gereja itu miliknya, dia merasa boleh bertindak semau-maunya. Atau, karena merasa mempunyai andil dalam pendirian gereja, dia boleh memperlakukan gereja itu sesukanya.

Gereja adalah milik Kristus. Gereja didirikan oleh Kristus. Setiap orang yang terlibat dalam pendirian suatu gereja adalah rekan sekerja Kristus. Sang Inisiator tetaplah Kristus. Kristuslah Sang Kepala Gereja. Dan segala persoalan gereja akan relatif mudah dipecahkan ketika setiap orang tunduk pada kenyataan ini.

Dan jemaat Kristus berdiri di atas batu karang. Karena itulah, kita tak perlu cemas akan nasib Gereja selanjutnya. Bagaimanapun, dia berdiri di atas batu karang dan bukan di atas pasir. Dia akan tetap kokoh berdiri.

Namun, jangan pula kita lupa bahwa berdiri di atas batu karang berarti juga terus berada dalam terpaan ombak. Berdiri di atas batu karang berarti tiada satu hari pun tenang tanpa hempasan ombak. Ini hanyalah sebuah konsekuensi. Gereja ini akan terus dihantam ombak. Ombaknya bisa kecil, bisa juga tsunami. Dan kenyataan ini kadang membuat kita cemas.

Tetapi, sekali lagi, baiklah kita ingat, berdiri di atas batu karang merupakan jaminan bahwa jemaat akan tetap berdiri. Bagaimanapun, jemaat itu berdiri di atas batu karang. Dia tidak berdiri di atas pasir.

Dan batu karang itu adalah sebuah pengakuan iman. "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Inilah batu karang itu. Dasar utama sebuah gereja bukanlah daya, dana, maupun teologi. Ketiganya penting, namun semuanya itu adalah konsekuensi logis, yang bersumber pada sebuah pengakuan iman. Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup merupakan dasar utama gereja. Dan di atas dasar inilah Kristus mendirikan jemaat-Nya.

Ketika hanya berkonsentrasi pada daya tanpa pengakuan iman, gereja akan menjadi sibuk dengan kegiatan tanpa dasar. Ketika hanya berkonsentrasi pada dana tanpa pengakuan iman, gereja akan menjadi kaya raya, namun enggan memberi. Ketika hanya berkonsentrasi pada teologi tanpa pengakuan iman, gereja akan menjadi piawai bicara tanpa aksi.

Pengakuan iman adalah dasar utama gereja. Dan bicara soal pengakuan iman berarti bicara soal pembinaan. Dan bicara soal pembinaan berarti bicara pula soal kualitas ajaran. Gereja harus menjadi gereja yang senantiasa belajar agar setiap warga jemaat mampu membedakan antara ajaran benar dan palsu dan hidup berdasarkan ajaran yang benar itu.

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home