Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 18:54 WIB | Rabu, 26 November 2014

DPR Komentari Kekalahan Indonesia di Piala AFF 2014

Ketua Komisi X DPR Teuku Riefky Harsya. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Komisi X DPR Teuku Riefky Harsya menyayangkan kekalahan 4-0 tim nasional Indonesia atas Filipina dalam turnamen sepak bola terbesar se-Asia Tenggara, Piala AFF 2014, di Vietnam, pada Selasa (25/11).

“Saya menyangkan sepak bola kita kemarin dikalahkan tim nasional Filipinan 4-0, tapi dalam olahraga ada kalah dan menang,” kata dia kepada satuharapan.com, di Ruang Komisi X DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (26/11).

Namun, sebagai Ketua Komisi X DPR, ia akan memberi dukungan kepada organisasi sepak bola Indonesia, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), untuk membina para atlet sepak bola nasional agar  prestasi dapat lebih ditingkatkan.

“Karena hal ini seharusnya bukan menjadi perhatian DPR semata, tapi pemerintah lewat Kementerian Pemuda dan Olahraga harus memberi dukungan pada sepak bola kita agar berprestasi di kancah nasional dan internasional,” ujar dia.

Sebagai langkah nyata bentuk perhatian DPR kepada sepak bola nasional, ia mengungkapkan akan menyelenggarakan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan PSSI guna mendengar segala keluhan yang ada dalam induk organisasi sepak bola Indonesia itu.

“Karena banyak orang bilang, kalau kita hanya mendengar dari pengamat sepak bola atau olahraga saja, kita hanya akan mendengar kritik saja, tapi kalau organisasi yang mengurusnya langsung kita bisa dengar permasalahan, kebutuhan, dan harapan mereka, baik itu terkait kebijakan anggaran atau apapun,” ujar dia.

Kelemahan di Pembinaan

Wakil Ketua Komisi X DPR Nuroji mengatakan kelemahan dunia olahraga di  Indonesia adalah pembinaan di usia  dewasa.  Hal itu menyebabkan Indonesia tidak dapat berprestasi di kancah internasional.

“Kelemahan dunia olahraga Indonesia ada dalam pembinaan di usia dewasa, padahal pembinaan di usia muda sudah baik, tapi terputus sehingga kita tidak bisa berprestasi di kancah internasional,” kata dia.

Oleh karena itu ia berharap pemerintah dapat secara jelas dalam membuat anggaran dan program bagi sektor pembinaan olahraga, sehingga tidak ada lagi keluhan seperti tidak memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk menjalankan pemusatan latihan.

“Kita baru saja Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) mereka mengatakan atlet sudah siap menjalani pemusatan latihan, tapi anggaran tidak ada, uang makan juga begitu,” Nuroji menjelaskan.

Menurut dia, prestasi olahraga di Indonesia tergantung pada kemauan pemerintah. Sementara DPR hanya bisa menjalankan fungsi pengawasan.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home